Kades Gunung Kayo Diduga Mark-up Dana Desa, Warga Siap Lapor Kejagung Dan Presiden

Pengelolaan Dana Desa (DD) di Desa Gunung Kayo Kecamatan Bunga Mas tahun 2016 disoroti warga setempat. Diduga ada mafia anggaran DD pembangunan jalan rabat beton yang dimark-up.


Pengelolaan Dana Desa (DD) di Desa Gunung Kayo Kecamatan Bunga Mas tahun 2016 disoroti warga setempat. Diduga ada mafia anggaran DD pembangunan jalan rabat beton yang dimark-up.

Pembangunan jalan rabat beton Desa Gunung Kayo, Kecamatan Bunga Mas Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu diduga Kepala Desa Ahyadi telah menyalahi aturan karena fisik bangunan tidak sesuai dengan bestek.

Bahkan dalam Rancangan Anggaran Belanja (RAB) telah dilakukan penggelembungan anggaran (mark-up).

Data yang berhasil dihimpun dilapangan menyebutkan, dana ratusan juta ini sengaja di mark-up oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan dalih proyek desa yakni pembangunan jalan rabat beton dan pengoralan jalan sentra produksi.

Sumber mengungkapkan, dana yang dihabiskan untuk pembangunan rabat beton dan perluasan desa sepanjang 722 meter, tersebut senilai Rp 422.650.000, sangat tidak layak karena kualitas di bawah standard yang telah ditentukan. Sehingga rabat beton yang semestinya dapat bertahan hingga berumur tahunan saat ini kondisinya sudah rusak parah dan hanya bertahan beberapa bulan saja.

"Jalan rabat beton itu, sekarang ini sudah rusak parah dan itu hanya bertahan hanya kurang dari enam bulan saja. Karena ketebalan ndari jalan rabat beton itu tidak sesuai standard, dimana tebalnya 20 centimeter namun fakta dilapangan didapati ketebalannya kurang ada yang hanya 15 centimeter dengan lebar jalannya pun kurang. Yang lebih memprihatinkan lagi, jumlah dan harga yang ada di RAB di mark-up oleh oknum kades dan bendaharanya, jadi bagaimana jalan tersebut akan bertahan lama kalau semua bahan dikurangi," kata warga Gunung Kayo, kepada RMOLBengkulu.com (4/7).

Sementara itu, dari hasil pengecekan kelapangan bersama warga ketebalan pengoralan badan jalan sentra produksi sepanjang 890 meter dengan anggaran dana Rp 150.850.000 tidak sesuai dengan gambar dan RAB.

Dimana ketebatalan koral 10 centimeter, akan tetapi saat dilakukan pengukuran ketebalan kurang dari 10 centimeter, bahkan ada ketebalan koral hanya 5 centimeter saja.

"Pengoralan jalan ini juga dikerjakan asal-asalan, yang mana sistem kerja seharusnya HOK realisasinya pekerjaan itu dilakukan secara borongan," ujarnya.

Dikatakannya, banyak kekeliruan dan kecurangan yang telah dilakukan kades Gunung Kayo dalam pelaksanaan dua proyek tersebut. Diantaranya adanya dana yang keluar untuk biaya pekerjaan rabat beton dengan menggunakan molen akan faktanya pekerjaan tersebut dilaksanakan secara manual, namun dananya dikeluarkan.

Menurutnya, pasir beton senilai Rp 44.820.000 ternyata tidak direalisasikan dan dibelanjakan sesuai anggaran.

"Banyak yang dimark-up oleh kades, seperti pembelian alat cangkul senilai Rp 12.150.000 untuk 83 buah namun realisasinya dibeli hanya 2 buah, kebutuhan semen dari 2.034 hanya terpakai 1.200 dengan anggaran Rp 62.550.000. Itu baru sebagian kecil saja beluym diuraikan semua," jelasnya.

Hal ini, menurutnya sudah dilaporkan ke kecamatan setempat dan juga Kejaksaan Negeri Manna Kabupaten Bengkulu Selatan, pada 1 Februari 2017 lalu, hanya saja hingga saat ini belum mendapatkan hasil pemeriksaan apa lagi penetapan tersangka pada dugaan mark-up DD Desa Gunung Kayo.

"Kami warga hanya meminta kepada kades untuk mengembalikan dana desa yang sudah diambil diperkirakan untuk dua pekerjaan tersebut senilai yang jelas-jelas bukan haknya untuk dikembalikan ke kas desa, hanya itu. Tapi jika ini tidak juga mendapat respon dari pihak penegak hukum dan tidak di gubris oleh kades kami akan mengambil langklah lebih jauh dengan melaporkan dugaan penyelewengan DD ini ke Kejaksaan Agung dan Presiden," tegas warga.

Dugaan sementara dari hasil kedua pekerjaan tersebut, diperkirakan RP 191 juta dana desa yang telaqh dikorupsikan.

"Itu yang kasat mata saja, kalau mau dihitung keseluruhan semuanya mungkin bisa lebih dari itu karena banyak kegiatan lain yang belum terealisasi namun laporan pengeluaran anggran sudah ada," tutupnya. [Y21]