Terduga Teroris Tewas, Keluarga Mesti Lapor Komnas HAM

Keluarga terduga teroris, Muhammad Jefri alias MJ, yang tewas pasca ditangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Jalan Jenderal Sudirman, Cipancuh, Haurgelis, Indramayu (Rabu, 7/2) diminta untuk melapor ke Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).


 Keluarga terduga teroris, Muhammad Jefri alias MJ, yang tewas pasca ditangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Jalan Jenderal Sudirman, Cipancuh, Haurgelis, Indramayu (Rabu, 7/2) diminta untuk melapor ke Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Saran saya, keluarga segera melaporkan peristiwa tersebut Ke Komnas HAM bila banyak fakta-fakta ganjil terkait kematian MJ dan keluarga berani menuntut keadilan," saran Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar, dalam keterangan pers pada Selasa malam (13/2/2018) dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

Muhammadiyah, lanjut Dahnil, punya tradisi untuk membantu kaum muslimin yang lemah dan ditindas alias Mustadh'afin.

Dalam keterangan pers yang diterima redaksi, pengamat terorisme, Al Chaidar, ikut angkat bicara. Ia mengatakan, ada indikasi Densus 88 salah tangkap lantaran MJ belum terbukti melakukan teror. Indikasi itu terlihat dari sikap Polri yang cenderung tertutup terkait kematian pria asal Tannggamus, Lampung itu.

"Ini menandakan Polri salah. Polri tidak akan mengakui kesalahan ini karena civil society Indonesia sedang sangat lemah sekarang," kata dia.

Chaidar kemudian mengungkit kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan, dan pembacokan ahli IT alumnus ITB, Hermansyah, yang hingga kini belum diketahui siapa pelakunya.

"Polri akan dicatat sebagai penegak hukum yang diskriminatif dalam sejarah," ujar Chaidar.

Tokoh Front Pembela Islam (FPI), Novel Bamu'min, menilai tewasnya MJ merupakan bukti kesewenang-wenangan Densus 88 dalam menangani pelaku dan terduga teroris.

"Sudah menjadi rahasia umum, baru terduga saja langsung dieksekusi dan ini menambah daftar hitam institusi kepolisian dalam menangani orang yang diduga teroris," terang dia

Novel mengaku curiga terhadap Densus 88 karena yang menjadi sasaran penangkapan selalu umat Islam.

"Islam yang dijadikan korban sebagai sasaran tembak mereka atas nama pemberantasan terorisme dan saya sebagai praktisi hukum sudah berpengalaman untuk masalah ini," ujarnya.

MJ yang sehari-hari berdagang kebab di Indramayu, bersama istrinya berinsial ASN, diciduk Densus 88 pada Rabu lalu (7/2). Tak berapa lama setelah ditangkap, MJ tewas. Ia telah dikebumikan di kampung halamannya di Lampung. [nat]