Perkara Korupsi, Rp 2 Miliar Untuk Lengserkan Kajati

RMOLBengkulu. Direktur PT Artha Graha Persada Muhammad Imaduddin alias Iim men­gaku menjadi pengepul fee proyek untuk diserahkan kepada Gubernur Jambi Zumi Zola.


RMOLBengkulu. Direktur PT Artha Graha Persada Muhammad Imaduddin alias Iim men­gaku menjadi pengepul fee proyek untuk diserahkan kepada Gubernur Jambi Zumi Zola.

Pengumpulan fee itu atas perintah Apif Firmansyah, asisten pribadi Zumi. "Saya disuruh Pak Apif mengam­bilkan fee-fee proyek di pengusaha lain," kata Iim saat bersaksi di sidang perkara suap Zumi Zola di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Ia lalu mencatat kontraktor yang menyerahkan fee. "Biar ketahuan siapa-siapa yang sudah nyetor fee proyeknya," katanya. Kontraktor yang tak menyerahkan fee, tidak akan dapat proyek lagi.

Namun catatan itu sudah dimusnahkan setelah op­erasi tangkap tangan (OTT) KPK kasus suap pengesahan APBD 2018. Iim takut ke­tahuan KPK. "Saya bakar sendiri," akunya.

Iim ikut menyerahkan fee proyek yang digarapnya. Uang dipakai untuk keperluan Zumi dan keluarganya. "Untuk kurban Rp 156 juta. September 2017 saat mau lebaran haji," sebutnya. Uang diserahkan kepada Apif dan Ferry, orang kepercayaan Apif.

Kemudian, Rp 75 juta untuk akomodasi pengurus PAN Kota Jambi meng­hadiri pelantikan Zumi se­bagai gubernur di Jakarta. Uang Rp 60 juta untuk ba­yar sewa kantor PAN Kota Jambi. Uang Rp 500 juta untuk acara pisah sambut Gubernur Jambi.

Iim juga membiayai pem­belian dua ambulans untuk Zumi Laza, adik Zumi Zola Rp 274 juta. Ambulans ke­mudian diserahkan kepada PAN Kota Jambi agar Zumi Laza dicalonkan sebagai Walikota Jambi.

Untuk pemasangan baliho Zumi Laza di 10 titik di Kota Jambi, Iim merogoh kocek Rp 70 juta. "Apif yang suruh saya pasang baliho Zumi Laza. Saya bayarkan langsung ke yang punya baliho, pihak pengiklannya," katanya.

Apif juga menyuruh Iim menyediakan Rp 2 miliar. Uang ditransger ke rekening Agus Triman, Ketua DPRD Kabupaten Tebo. Apif bilang ke Iim, uang itu untuk me­lengserkan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jambi, John Walingson Purba.

"Saya enggak tahu (bagaimana cara ganti Kajati). Apif yang tahu," kata Iim.

Iim mendapat info para kon­traktor di Jambi yang meminta Jhon Purba dilengserkan. "Cerita di luar, katanya sering minta duit ke kontraktor-kontraktor," ujarnya. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]