Jalan Provinsi Kerap Longsor, Camat Harap Pemprov Bantu Program Pemotongan Tebing

Camat Lebong Selatan, berharap Pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan anggaran untuk program pemotongan tebing saat meninjau ke lokasi longsor/Ist
Camat Lebong Selatan, berharap Pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan anggaran untuk program pemotongan tebing saat meninjau ke lokasi longsor/Ist

Bupati Lebong, Kopli Ansori melalui Camat Lebong Selatan, Kater Jaya meninjau langsung lokasi longsor yang terjadi di jalur lintas Curup-Lebong, tepatnya di Desa Kutai Donok dan Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Kamis (11/1) sekitar pukul 17.15 WIB.


Camat Lebong Selatan, berharap Pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan anggaran untuk program pemotongan tebing sepanjang jalan Curup menuju Lebong, persisnya di ruas jalan Kelurahan Tes menuju Kelurahan Rimbo Pengadang.

Mengingat kawasan tersebut merupakan jalan milik Pemprov Bengkulu, salah satu penghubung Kabupaten Lebong menuju Kabupaten Rejang Lebong.

Bahkan, longsor itu kerap menganggu warga sekitar. Baik itu kerap merusak bangunan rumah, sawah hingga mengganggu akses transportasi pengguna jalan.

"Penanganannya harapan kita provinsi untuk segera mengeruk bukit-bukit yang ada disepanjang jalan," harap Camat kepada wartawan, kemarin (11/1) saat meninjau ke lokasi longsor.

Namun demikian, ia menegaskan, akan tetap berkoordinasi semaksimal mungkin lintas sektor untuk penanganan khusus meskipun Pemprov belum melirik kawasan rawan longsor tersebut.

"Kita sudah kontak BPBD untuk membantu proses pembersihan material longsor yang turun ke jalan di sepanjang wilayah Kecamatan Lebong Selatan," tutur Camat.

Untuk diketahui, ada dua titik insiden tanah longsor tersebut di jalan kewenangan provinsi, yakni di sekitar Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang terletak di Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan, yang mengakibatkan material menutupi badan jalan.

Kemudian, di titik bekas longsor di kawasan Wisata Pondok Lucuk Desa Kutai Donok Kecamatan Lebong Selatan, yang mengakibatkan bangunan warung nyemplung ke Danau Tes.

Bangunan warung itu milik Sabirin (65) seorang petani asal Desa Kutai Donok. Tidak ada koban jiwa, namun kerugian ditafsir mencapai Rp 3 juta.