Basarnas Terjunkan Tim Cari Dua Warga Ketenong I Yang Hilang di Hutan

Tim Basarnas Bengkulu saat turun ke Lebong/RMOLBengkulu
Tim Basarnas Bengkulu saat turun ke Lebong/RMOLBengkulu

Surat yang dilayangkan Pemerintah Desa Ketenong I Kecamatan Pinang Belapis, atas kehilangan warganya bernama M Aslori Prayoga dan Gitok, langsung direspon Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan (Basarnas) Provinsi Bengkulu.


Bahkan, Basarnas Bengkulu pada Kamis (6/10) pagi telah menerjunkan tim ke Kabupaten Lebong untuk mencari keberadaan dua warga Lebong yang dilaporkan hilang tersebut.

Kepala Basarnas Bengkulu, M. Arafah mengutarakan, pihaknya telah menerjunkan tim membantu Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian, TNI, pemerintah dan warga setempat untuk mencari korban yang dilaporkan hilang sejak pergi dari rumah pada tanggal 14 September lalu.

"Tim kita telah turun mencari keberadaan korban yang di laporkan hilang," ujarnya, Kamis (6/10).

Dia menuturkan, tim rescue yang diturunkan sekitar 8 orang bersama 2 unit kendaraan serta unit D-max, satu unit rescue truk, satu set pal jungle, satu set peralatan mountenering, navigasi, komunikasi hingga perlengkapan medis.

"Tim sudah turun, harapan kita korban (hilang) segera ditemukan," pungkasnya.

Sebelumnya, kedua warga Ketenong I Kecamatan Pinang Belapis itu dilaporkan hilang sudah 22 hari atau sejak tanggal 14 September 2022 lalu.

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, kedua korban awalnya ingin pergi mencari emas dengan cara menggali emas tradisional di kawasan Tebo Blau, persisnya perbatasan antara Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi dan Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.

"Keduanya berangkat pada tanggal 14 September dengan berjalan kaki dan membawa beras 6 liter dan dua slop rokok melewati jalur Hulu Sebelat," ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Hendera, Rabu (5/10) kemarin kerjanya.

Dia menjelaskan, bekal yang dibawa korban tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 10 hari. Hanya saja, hingga saat ini atau hari ke-22, kedua korban belum juga pulang ke rumah.

Bahkan, selama tiga hari kebelakang keluarga korban sebanyak 6 orang mendatangi ke lokasi tujuan korban, namun saat tiba di lokasi kedua korban tidak ditemukan.

Merasa cemas, korban melaporkan kepada pemerintah desa setempat dan melaporkan kepada Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lebong.

"Keluarga korban, sekitar 6 orang sudah berupaya untuk mendatangi lokasi korban dengan berjalan kaki selama 3 hari. Namun, hasilnya korban tidak ditemukan di lokasi," pungkasnya.