RMOLBengkulu. Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa membeberkan aspek yang menyebabkan peredaran narkoba tak kunjung menurun di Indonesia.
- 25 Orang Ditangkap KPK Terkait Dugaan Korupsi Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi
- Ribuan Narapidana Bengkulu Terima Remisi Idul Fitri Tahun 2021
- Hore, Pabrik Jeruk Gerga Mulai Digarap
Baca Juga
RMOLBengkulu. Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa membeberkan aspek yang menyebabkan peredaran narkoba tak kunjung menurun di Indonesia.
Dia menjelaskan, maraknya peredaran narkoba bukan cuma karena banyaknya pengedar dan pemakai. Lemahnya koordinasi penegak hukum dengan aparat pemerintah daerah juga menjadi penyebab menjamurnya barang haram tersebut di masyarakat.
"Masih ada sejumlah aspek yang menjadi titik kelemahan para penegak hukum, diantaranya titik koordinasi dengan pemerintah daerah. Akibat kelemahan koordinasi tersebut berimbas pada meningkatnya pertumbuhan kejahatan, terutama kasus narkoba," papar Desmond di sela kunjungan kerja ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Selasa (31/7).
Dia mengambil contoh kasus maraknya peredaran narkoba di Kota Parepare, Sulsel. Masih tingginya peredaran narkoba di kota itu lantaran lemahnya koordinasi penegak hukum dengan Pemkot Parepare. Alhasil, lubang-lubang tikus di pelabuhan-pelabuhan kecil tempat masuknya narkoba tidak terdeteksi dengan baik.
"Jadi, kami melihat tidak ada semangat saling berkoordinasi dengan baik antara BNN, polda, pengadilan, kejaksaan untuk melihat bidang narkoba ini secara lebih jernih. Bidang-bidang lain juga begitu," beber politisi Partai Gerindra itu.
Desmond pun mengakui bahwa aparat hukum Indonesia belum memiliki teknologi memadai untuk mendeteksi peredaran narkoba yang masuk ke pelabuhan. Namun begitu, dengan koordinasi yang baik, dia yakin pemberantasan narkoba bisa lebih optimal. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]
- Kejati Bengkulu Amankan Buronan Penggelapan Cangkang Sawit PT Bio
- Ingin Serang Mako Brimob, Terduga Teroris Diamankan Di Palembang
- Kasus Benur, Hakim Harus Panggil Saksi Dari Bengkulu Saat Sidang