Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu saat ini telah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro, namun aktifitas masyarakat terutama di beberapa pasar tradisional seperti Pasar Panorama masih terpantau padat. Bahkan didapati masih banyak warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan (Prokes) sama sekali.
- Astaga... Gol Lozano Bikin Meksiko Gempa
- Siap-Siap, Berburu Takjil di Depan Bangunan PTM
- SK THLT Pemkab Lebong Sudah Dinaikkan
Baca Juga
"Memang tidak bisa dipungkiri masih banyak masyrakat kita terkesan abai terhadap prokes. Banyaknya kerumunan, tidak memakai masker dan lain sebagainya. Ini menjadi tugas kita bersama untuk terus mensosialisasikan pentingnya Prokes untuk mencegah penularan virus corona," kata Kabid Sarana Perdagangan Tertib Niaga Disperindag Kota, Yuliansyah kepada awak media, Senin (12/07).
Ia pun mengaku jika pihaknya telah menurunkan petugas untuk menggiatkan sosialisasi kepada para pedagang. Aktivitas tinggi di sektor pasar beresiko tinggi menjadi penyebab terpapar Covid-19 karena berkerumun, saat transaksi jual beli, apalagi tak menggunakan masker.
“Kita ada petugas penagih retribusi lapak yang setiap harinya berkeliling, petugas ini yang kita minta menyampaikan kepada pedagang tentang pentingnya protokol kesehatan,” tambahnya.
Sebelumnya Disperindag Kota Bengkulu diketahui telah membagikan sejumlah perlengkapan penunjang prokes kepada para pedagang, seperti masker dan handsanitizer. Namun dari hari ke hari, minat masyarakat menggunakan masker masih minim. Hal inilah yang diduga menyebabkan angka penularan kasus Covid-19 di Kota Bengkulu makin meningkat. [ogi]
- Tahapan Pemilu 2024 Dimulai, KPU Lebong Gelar Nobar
- FPTI Benteng Gelar Muskab, Edi Sofwan Terpilih Aklamasi
- Soal Dana Fiskal Stunting Rp 5,7 Miliar, Ketua DPRD: Kami Tidak Pernah Bahasnya Di APBDP TA. 2023