Unihaz Bengkulu Pasarkan Hasil Olahan Sampah Dari Anak KKN Angkatan XXXIV

Foto/Repro
Foto/Repro

Universitas Prof Dr Hazairin (Unihaz) SH Bengkulu menggelar bazar hasil program kuliah kerja nyata (Kukerta) angkatan XXXIV di Auditorium Bencoolen Mal Kota Bengkulu, yang dimulai kemarin hingga Rabu (5/7) ini.


Bazar Kukerta dibuka langsung oleh Staf Ahli Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu I Made Irawan didampingi Rektor Unihaz Yulfiperius, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Riduan dan Ketua LPPM Nursrha, serta jajaran dosen pendamping lapangan.

Rektor Unihaz Yulfiperius mengatakan, bazar ini bertujuan untuk memamerkan hasil produksi program pengabdian masyarakat terhadap pengolahan dan pemanfaatan sampah di setiap kelurahan di Kota Bengkulu. 

Unihaz ingin menunjukkan baktinya kepada masyarakat tentang pengolahan sampah yang jadi masalah sejak beberapa tahun terakhir. Dalam Kukerta ini, program yang dibawa mengubah sampah menjadi zero waste atau sampah cipta cuan.

Banyak inovasi yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi permasalah sampah di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari penanganannya, hingga cara mengubah sampah menjadi barang bernilai jual. Dengan adanya bazar ini, mahasiswa telah berhasil membuktikan bahwa tidak semua sampah yang dibuang adalah limbah yang tidak berguna. 

Masing-masing mahasiswa per kecamatan menampilkan hasil inovasinya. Seperti di Kecamatan Singaran Pati, mahasiswa memilah dan mengolah sampah plastik menjadi tempat sampah. Kemudian di Kecamatan Kampung Melayu dan Teluk Segara plastik detergen disulap menjadi tas dan papan bunga, ada juga kelompok Gading Cempaka yang berinovasi merangkai sampah menjadi pembangkit listrik tenaga angin.

Yulfiperius berharap program pengolahan sampah ini terus berkelanjutan dengan adanya sinergitas dari pemerintah Kota Bengkulu melibatkan akademisi, dan pelaku bisnis. Jika ini dilakukan, maka kedepan pola mengubah tingkah laku masyarakat dalam mengolah sampah dapat tercapai.

Adanya pencanangan program Merdeka Sampah harus didukung dengan regulasi yang ada. Yakni melalui pembentukan peraturan lurah terhadap penyediaan bank sampah. Dengan begitu masalah sampah di daerah ini dapat teratasi.

Sementara itu, Riduan mengatakan dari 67 kelurahan yang ada di Kota Bengkulu baru 25 kelurahan yang telah memiliki bank sampah. Karenanya pemerintah mendorong agar seluruh kelurahan segera membentuk bank sampah sebagai upaya penanganan masalah sampah.

Pihaknya pun menyambut baik adanya program Kukerta yang membawa efek perubahan masyarakat terhadap kebiasaan memilah sampah dan mengubahnya menjadi barang bermanfaat.

Di kesempatan itu, Riduan kagum dengan karya-karya mahasiswa yang berhasil mengubah sampah menjadi tempat pembuangan sampah. Ia pun langsung membeli produk hasil karya mahasiswa kelompok Singaran Pati itu.