Tak Hanya Tersangkut Pemerasan, KPK Kembali Tetapkan Mentan Syahrul Yasin Limpo Tersangka Gratifikasi dan TPPU

Mentan Syahrul Yasin Limpo/RMOL
Mentan Syahrul Yasin Limpo/RMOL

Selain jadi tersangka dugaan korupsi berupa pemerasan dalam jabatan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) kembali ditetapkan sebagai tersangka penerimaan gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).


Jurubicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ali Fikri mengatakan, sebelumnya pihaknya telah menetapkan beberapa tersangka dengan sangkaan Pasal 12E UU Tipikor terkait pemerasan dalam jabatan.

"Informasi yang terakhir dari teman-teman penyidik juga sudah diterapkan pasal-pasal lain. Yaitu pasal dugaan gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang," kata Ali kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin sore (2/10).

Sehingga, lanjut Ali, pertanyaan publik soal tiga kluster dalam perkara dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) sudah terjawab.

"Pertanyaan tiga kluster saya kira sudah terjawab ya, pemerasan dalam jabatan, kemudian gratifikasi dan TPPU," terang Ali.

Namun demikian, Ali belum mau membeberkan siapa yang kembali ditetapkan sebagai tersangka gratifikasi dan TPPU, maupun berapa nilai gratifikasinya. Hal itu akan disampaikan pada perkembangan selanjutnya.

Pada Jumat (29/9), KPK secara resmi mengumumkan proses penyidikan dugaan tindak pidana korupsi yang terjadi di Kementan. Di mana, penyidikan ini terkait dengan dugaan pemerasan terhadap pejabat di lingkungan Kementan.

Akan tetapi, KPK belum membeberkan identitas para tersangka maupun konstruksi perkaranya. Hal itu akan diungkapkan ke publik ketika dilakukan upaya paksa penangkapan maupun penahanan terhadap para tersangka.

KPK pun sudah melakukan penggeledahan di rumah dinas Mentan di Jalan Widya Chandra V nomor 28, Kebayoran Baru, Jakarta Pusat sejak Kamis sore (28/9) hingga Jumat siang (29/9).

Dari penggeledahan di rumah dinas Mentan itu, KPK mengamankan berbagai barang bukti, di antaranya uang tunai dalam bentuk rupiah, dolar AS, dan dolar Singapura yang jumlahnya sekitar Rp30 miliar. Juga ditemukan berbagai dokumen dan alat elektronik.

Tak hanya itu, KPK juga menemukan 12 pucuk senjata api. Untuk temuan senjata api tersebut KPK menyerahkannya kepada Polda Metro Jaya untuk ditelusuri lebih lanjut.

Sedangkan penggeledahan di kantor Kementan, KPK mengamankan bukti berupa dokumen dan alat elektronik.

Berdasarkan informasi yang diperoleh redaksi, dalam perkara dugaan pemerasan di Kementan ini, KPK sudah menetapkan tiga orang tersangka. Yakni Mentan SYL; Sekretaris Jenderal Kementan 2021-sekarang, Kasdi Subagyono; dan Direktur Pupuk dan Pestisida 2020-2022 atau Direktur Alat Mesin Pertanian 2023, Muhammad Hatta.

Sedangkan sosok yang juga ditetapkan sebagai tersangka gratifikasi dan TPPU adalah Mentan SYL. Terdapat dua Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) untuk Mentan SYL, yakni Sprindik terkait perkara korupsi dan gratifikasi, dan Sprindik untuk TPPU.