Pimpinan KPK: Kecelakaan Proyek Infrastruktur Bisa Terjadi Karena Korupsi

Evaluasi ulang semua pembangunan konstruksi pada proyek infrastruktur semestinya sudah dilakukan sebelum terjadi kecelakaan kerja. Hal itu penting dilakukn guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan selama proses pengerjaan berlangsung.


Evaluasi ulang semua pembangunan konstruksi pada proyek infrastruktur semestinya sudah dilakukan sebelum terjadi kecelakaan kerja. Hal itu penting dilakukn guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan selama proses pengerjaan berlangsung.
B
Begitu dikatakan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang lewan pesan singkatnya, Rabu (21/2).

Menurutnya, evaluasi bisa dilakukan dalam dua tahap. Pertama, evaluasi jangka pendek dan jangka panjang.

"Evaluasi ulang semua proyek semestinya sudah dilakukan sebelum terjadi kecelakaan kerja, dengan keyakinan ini sudah dilakukan selama proyek dimulai dengan detail," jelasnya. dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

Bukan tanpa sebab, menurutnya, proyeksi ketahanan proyek yang jadi perhitungan awal desain dan implikasi jangka panjang juga menjadi penting.

Di siai lain, lanjut Saut, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kegagalan atau dampak proyek infrastruktur baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk jangka pendek diantaranya, tidak mampu mengelola tim, estimasi proyek, suplayer tidak kompeten, rendahnya kontrol, dan tidak mampu menguasai proyek.

Sementara jangka panjang, di antaranya, permasalahan keuangan, salah estimasi, sistem pembayaran, ekonomi biaya tinggi atau korupsi, dukungan data yang kurang, urutan pekerjaan yang salah, dan koordinasi yang kurang.

"Dua  kelompok masalah ini banyak jadi perdebatan dan dipengaruhi atau bisa muncul dari persoalan manajemen SDM dan resources utama lainya," jelasnya.

Lebih lanjut, Saut menduga sederetan insiden pada pembangunan infrastruktur yang terjadi belakangan dipicu oleh dua hal. Yakni terkait menajemen dan transaksional atau konflik kepentingan.

"Maka pertanyaanya berikutnya bisa datang dari banyak kemungkinan," tandas Saut.

Tiang penyangga proyek Tol Bekasi, Cawang, Kampung Melayu (Becakayu) ambruk pada Selasa (20/2) dini hari. Insiden itu menambah panjang deretan kecelakaan kerja pada proyek infrastruktur di Tanah Air.

Berikut beberapa kecelakaan kerja yang terjadi di berbagai proyek infrastruktur di Indonesia, sejak 2017 hingga sekarang, seperti tiang pancang proyek Tol Becakayu ambruk, Selasa (20/2). Tujuh pekerja dilaporkan terluka; jalur Kereta Bandara Soekarno-Hatta Longsor, Senin (5/2). Satu orang tewas setelah sempat terjebak di dalam kendaraan yang tertimbun longsor berjam-jam; Crane Pengangkut Beton Proyek DDT di Matraman, Jakarta Timur, Ambruk Minggu (4/2). Kecelakaan ini mengakibatkan empat pekerja tewas.

Kemudian beton Girder Proyek Konstruksi proyek Light Rapid Transit (LRT)‎ Pulogadung, Jakarta Timur, Roboh, Senin (22/1). Lima pekerja proyek itu terluka; Beton Girder Proyek Jalan Tol Depok-Antasari, Jakarta Selatan, Jatuh, Selasa (2/1). Beton girder ambruk diduga lantaran tersenggol alat berat. Tidak ada korban dalam insiden ini. Crane Ambruk di KM 15 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Kamis (16/11).

Selanjutnya beton proyek Light Rail Transit (LRT) Jatuh di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Rabu (15/11). Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu; Pembatas beton proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jatuh di Jalan Wijaya II, Jakarta Selatan, Jumat (3/11); konstruksi Tol Pasuruan-Probolinggo di Desa Curukgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Roboh, Minggu (29/10). Satu pekerja tewas akibat insiden tersebut.

Selain itu ada tiang Proyek Konstruksi Light Rail Transit (LRT) Timpa Rumah Warga, Selasa (17/10). Tiga warga luka akibat kejadian ini serta jembatan Overpass Tol Bocimi di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Ambruk, Jumat (22/9). Seorang pekerja proyek tewas tertimpa runtuhan cor beton badan jembatan. [ogi]