Pemkab Lebong Dukung Masyarakat Lestarikan Adat Kedurai Apem

Wabup Lebong, Fahrurrozi bersama Ketua DPRD Lebong, Carles Ronsen saat menghadiri kegiatan Kedurai Apem, Senin (31/10) sekitar pukul 09.00 WIB.
Wabup Lebong, Fahrurrozi bersama Ketua DPRD Lebong, Carles Ronsen saat menghadiri kegiatan Kedurai Apem, Senin (31/10) sekitar pukul 09.00 WIB.

Demi melestarikan tradisi dan budaya di Kabupaten Lebong, Pemkab Lebong bekerjasama dengan Badan Musyawarah Adat (BMA) serta masyarakat di sejumlah desa menggelar kegiatan Kedurai Apem, Senin (31/10) sekitar pukul 09.00 WIB.


Acara dibuka langsung Bupati Lebong Kopli Ansori yang diwakili Wabup Lebong, Fahrurrozi, Ketua DPRD Lebong, Carles Ronsen, Ketua BMA Lebong, Nedi Aryanto Jalal, unsur Forum Komunikasi Pemerintah Daerah (FKPD), serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkunag Pemkab Lebong.

Pantauan di lapangan, usai dibuka secara resmi warga mendatangi pasir Lebar di Desa Bungin, Kecamatan Bingin Kuning, untuk menangkal bencana yang kerap terjadi diwilayahnya.

Ketua BMA Lebong, Nedi Aryanto Jalal mengatakan, upacara ritual adat desa ini melibatkan tokoh masyarakat dari beberapa desa. Bahkan, syarat  ritual sejak awal kegiatan sudah dipenuhi termasuk membawa kue apem, air pancuran ajai, bambu serta diiringi oleh anak - anak yang dinamakan anak diwo.

"Seluruh warga yang hadir membawa kue apem dari rumah masing - masing untuk dimakan secara bersama - sama dilokasi ritual dan boleh juga dibawa pulang," katanya saat dikonfirmasi, Senin (31/10).

Selama ini, kata Jalal, pelaksanaan ritual adat masyarakat ini selama ini terpaksa dilaksanakan sendiri-sendiri. Makanya, Kedurai Apem kali ini digelar secara bersama.

“Kami tidak berani meninggalkan situs yang sudah menjadi peninggalan leluhur dan tidak mau membuat yang baru. Tentunya, kejadian banjir belakangan ini sebagai tanda peringatan untuk kami melaksanakan kegiatan ini,” tandasnya.

Sementara itu, Wabup Lebong, Fahrurrozi menyatakan, kedurai Muang atau Mbes Apem merupakan adat kebudayaan Suku Rejang Kabupaten Lebong yang dilaksanakan di setiap tahun.

"Ritual 'Mbes Apem' pada sebagian masyarakat sekitar wilayah kecamatan Bingin Kuning disebut sebut sebagai bentuk kepatuhan masyarakat terhadap peranan para leluhur dalam menata system dan sinkronisasi antara manusia dan alam," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Lebong, Carles Ronsen menyebutkan, kegiatan yang terlaksana dalam upaya untuk melestarikan salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTb), diharapkan akan dipertahankan dan diwariskan hingga ke anak cucu.

"Kegiatan ini pada intinya mengandung kearifan, dengan harapan untuk menolak bala dan bencana, serta untuk berintrospeksi diri, agar kita semua bisa menjaga dan mencintai alam," ucapnya.

Ia menambahkan bahwa, Pemerintah sangat mendukung kegiatan-kegiatan dalam rangka pelestarian tradisi ini.

Ia pun mengimbau agar dalam pelaksanaan tradisi ini, terutama bagi masyarakat yang ingin melaksanakan Kedurai Apem bersama keluarga, untuk tetap menjaga kebersihan, norma-norma dan nilai-nilai yang ada, sehingga tidak menyalahi makna yang terkandung.

“Pemerintah baik eksekutif dan legislatif bahwa tradisi ini tidak hanya untuk dilestarikan, tapi akan menjadi salah satu wisata budaya untuk kedepannya,” demikian Ketua DPRD Lebong.