RMOLBengkulu.Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavaian mengakui salah satu faktor dari pecahnya kerusuhan napi teroris di rutan cabang salemba Kelapa Dua, Depok karena banyaknya napi.
- Ini Peran dan Pasal Yang Menjerat 4 Tersangka OTT KPK Bengkulu Selatan
- Antisipasi Bangkitnya Sel Terorisme, Aparat Beri Jaminan Keamanan
- Kasus Bank Bengkulu Redup, Puskaki Minta Kejati Sampaikan Hasilnya Ke Publik
Baca Juga
RMOLBengkulu. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavaian mengakui salah satu faktor dari pecahnya kerusuhan napi teroris di rutan cabang salemba Kelapa Dua, Depok karena banyaknya napi.
Menurut Tito idealnya rutan cabang Salemba di kompleks Mako Brimob Kelapa Dua ini hanya untuk 65 orang dan maksimum 90 orang.
"Saya baru tahu, ini sampai 156 orang," ujar Tito di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis, (10/5).
Lebihi lanjut Tito menjelaskan dengan banyaknya napi yang ada, kondisi rutan menjadi sumpek yang gampang membuat kemarahan para napi teroris.
Selain itu kesempatan untuk melakukan tindakan penyanderaan juga sangat terbuka karena besarnya jumlah napi di rutan.
Apalagi, sambung Tito mdi dalam rutan terdapat ruang pemeriksaan sebelum pemberkasan ke persidangan. Di ruang itulah insiden penyanderaan bermula kepada anggota Densus 88 anti teror yang sedang bertugas.
"Jadi anggota kami yang gugur ini adalah Densus 88 tapi bukan tim penindak atau pemukul tapi tim pemberkasan. Walaupun mereka pegang senjata itulah yang dirampas," ujarnya. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]
- Pengguna Narkoba Di Bengkulu Meningkat
- Luhut: Kalau Ada Yang Menolak Revisi UU KPK, Datang Ke Saya
- Ribuan Narapidana Bengkulu Terima Remisi Idul Fitri Tahun 2021
