Antisipasi Bangkitnya Sel Terorisme, Aparat Beri Jaminan Keamanan

RMOLBengkulu. Terkait tragedi bom tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) kemarin, bom Sidoarjo dan baru-baru ini di Polrestabes Surabaya. Kapolres Bengkulu Utara AKBP Ariefaldi Warganegara menegaskan, tanda-tanda kemungkinan bangkitnya sel-sel terorisme di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu tidak ada.


RMOLBengkulu. Terkait tragedi bom tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) kemarin, bom Sidoarjo dan baru-baru ini di Polrestabes Surabaya. Kapolres Bengkulu Utara AKBP Ariefaldi Warganegara menegaskan, tanda-tanda kemungkinan bangkitnya sel-sel terorisme di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu tidak ada.

"Sel terorisme belum terdeteksi, belum ada informasi yang signifikan. Keluarga-keluarga terduga terorisme terus dipantau," kata Ariefaldi, dikomfirmasi RMOLBengkulu di halaman Kantor Bupati Bengkulu Utara usai giat Deklarasi Anti Teroris dan Doa Bersama atas gugurnya 6 orang insan Bhayangkara di Rumah Tahanan Cabang Salemba, Depok, Jawa Barat.

Ariefaldi juga menegaskan, pihaknya terus meningkatkan itensitas kegiatan diwilayah hukum Polres Bengkulu Utara seperti patroli, penjagaan, pengawalan, dan penyelidikan serta razia dilapangan sesuai SOP memberi jaminan keamanan kepada masyarakat.

Memperketat pemeriksaan, terhadap orang atau kendaraan dan barang bawaan yang masuk markas dan tahanan polres serta polsek-polsek juga pihaknya lakukan.

"Kita juga meminta kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan serta berperan dengan cara memberi informasi kepada kami. Bersinergi dengan tokoh agama juga dilakukan, untuk meluruskan informasi jangan sampai ada pemikiran radikalisme," bebernya, Senin (14/5).

Ciri-ciri pemikiran radikalisme, menurut Ariefaldi salah satunya yaitu penyelesaian masalah dengan cara kekerasan.

"Penyelesaian masalah dengan cara kekerasan itu merupakan bibit-bibit radikalisme yang harus kita cegah. Antisipasinya dengan cara memberi informasi," imbuh Ariefaldi.

Sementara itu, Dandim 0423 Bengkulu Utara, Letkol Arh Ari Trisenta Nursanto, mengatakan pihaknya tetap melakukan monitoring bekerjasama dengan aparat kepolisian.

"Untuk wilayah bengkulu utara tetap kita laksanakan monitoring, bekerjasama dgn pihak dari Polres Bengkulu Utara," pungkas Ari.

Sekedar mengingatkan, Provinsi Bengkulu sebagai salah satu daerah pemuncak potensi radikalisme di Indonesia tahun 2017, hasil survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Untuk Kabupaten Bengkulu Utara menjadi salah satu daerah yang diduga memiliki potensi tersebut.

Ketika itu, seorang remaja asal Desa Arga Mulya, Kecamatan Padang Jaya, tahun lalu di deportasi ketika akan pergi ke Afganistan dari Malaysia, karena diduga bakal bergabung dalam misi jihad dan kemanusiaan di Negara Turki. [nat]