Walaupun Negatif, Mahasiswi Asal Lebong Tetap Diisolasi 14 Hari

RMOLBengkulu. Sepulang dari negara China, seorang mahasiswi asal Lebong harus dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit M Yunus Bengkulu karena diduga terkena wabah virus novel corona, 2019-nCoV.


RMOLBengkulu. Sepulang dari negara China, seorang mahasiswi asal Lebong harus dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit M Yunus Bengkulu karena diduga terkena wabah virus novel corona, 2019-nCoV.

Namun, setelah mendapat penanganan dari pihak RS M Yunus Bengkulu, Kamis pagi, (30/1) Direktur RS M.Yunus, dr. Zulki Maulub mengatakan bahwa pasien yang namanya dirahasiakan tersebut masih dalam ruangan isolasi.

Ia diagnosanya masih dalam tahap observasi, negatif atau belum positif terkena virus novel corona, 2019-nCoV.

"Pasien tengah berada di ruang isolasi dengan alat dan penanganan khusus, supaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Diagnosa kita dari tadi malam melakukan suatu observasi hingga pagi ini, masih observasi belum suspek. Sementara diagnosa dari kita pasien ini mengalami faringitis," ujar Zulki Maulub, Kamis (30/1) usai konferensi pers bersama rekan media

Perlakuan observasi dengan suspect itu sangat berbeda, ketika telah dinyatakan suspect maka semua yang dekat dengan pasien kemarin, itu harus dicari untuk diisolasi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir penularan.

Lanjutnya, apabila menemukan gejala ISPA atau influenza, batuk pilek, yang berasal dari Negara Tiongkok, maka ketika itu prosedur pengisolasian harus dilakukan sampai bersangkutan diputuskan negatif terkena virus Corona. Pengisolasian tersebut akan berlangsung selama 14 hari.

"Pengisolasian pasien dilakukan hingga 14 Hari sesuai dengan SOP, jika dalam beberapa hari ini ini pasien tidak menunjukkan gejala gangguan saluran pernapasan bagian bawah atau pneumonia itu berarti pasien negatif terinfeksi Virus Corona," sambungnya.

Namun ketika gejala gangguan saluran pernapasan bagian bawah itu muncul, juga belum bisa dikatakan terinfeksi virus Corona, harus diisolasi selama 14 Hari.

Diketahui, mahasiswi ini bertolak dari Tiongkok pada tanggal 28 Januari 2020, dan transit di Thailand. Sesampainya di Thailand dirinya mengaku demam dan telah mengonsumsi obat demam. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Indonesia.

Pada tanggal 29 subuh tiba di Indonesia dengan kondisi suhu tubuh yang stabil sehingga tidak terdeteksi oleh Thermal Scanner di Jakarta. Melanjutkan penerbangan ke Bengkulu dengan pesawat pagi.

Setibanya di Bengkulu, dirinya merasakan demam yang kemudian meminta kepada orang tuanya untuk cek kesehatan ke sebuah sebuah klinik dan dirinya mengaku bahwa baru saja pulang dari Tiongkok. Merespon hal tersebut dokter klinik tersenut menyarankan untuk dibawa ke RSUD M Yunus Bengkulu. [tmc]