RMOLBengkulu.Tsunami yang melanda sejumlah daratan di wilayah Selat Sunda terjadi karena aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.
- ACJA Sambut Peserta Konferensi Forum Wartawan Belt and Road 2018
- Ruas Jalan Protokol Di Bengkulu Disemprot Disinfektan
- Soal Teguran Mendagri, Jaksa Akan Kawal Dana Covid-19 Bengkulu
Baca Juga
RMOLBengkulu. Tsunami yang melanda sejumlah daratan di wilayah Selat Sunda terjadi karena aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.
Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tiar Prasetya menjelaskan gunung yang berada di Selat Sunda itu memang sudah aktif sejak Juli tahun ini. Bahkan pada Sabtu pukul 21.00 telah terjadi letupan.
Atas alasan itu, pihaknya menduga penyebab tsunami di kawasan Banten dan Lampung adalah longsoran vulkanik Gunung Anak Krakatau.
"Aktivitas Anak Krakatau itu sudah aktif dari Juli dan memang pukul-pukul 21.00 WIB itu ada letupan, tapi tidak besar dan tidak luar biasa," jelasnya usai konferensi pers di Kantor BMKG, Jakarta, Minggu (23/12).
Fenomena ini, sambungnya, mirip dengan tsunami yang diakibatkan Gunung Krakatau pada tahun 1883 silam. Saat itu, longsoran vulkanik Krakatau menimbulkan tsunami besar.
"Bahkan, saat itu tsunami akibat erupsi Gunung Krakatau sampai menjangkau ke wilayah Jakarta," tuturnya.
Tiar mengakui bahwa BMKG memang tidak mengeluarkan peringatan tsunami. Ini lantaran memang tidak aktivitas tektonik atau kegempaan yang biasanya menjadi penyebab tsunami.
"Memang tidak ada warning karena secara BMKG tidak ada gempa yang terjadi malam itu," tutupnya. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]
- Polri: Kalau Ada Yang Mudik Sebelum Tanggal 6 Mei, Ya Silahkan
- Waspada Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat Dan Gelombang Tinggi
- Momentum HUT JMSI ke-2, Teguh: Ruang Publik Harus Diisi Jurnalistik Profesional dan Beretika