Tolak Disamakan Dengan Ahok, Kapolri Ogah Telusuri Pengunggah Videonya

RMOL. Video Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang menjadi viral karena dianggap mendeskriditkan ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah ternyata telah diedit alias dipotong-potong.


RMOL. Video Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang menjadi viral karena dianggap mendeskriditkan ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah ternyata telah diedit alias dipotong-potong.

Kendati demikian, Mabes Polri enggan untuk menelusuri siapa orang yang mengedit ataupun mengunggah pertama kali video Kapolri itu.

"Kita tidak berpikir sampai sana dulu. Langkah pertama untuk bersilaturahmi tabbayun dengan ormas Islam," kata Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Mohammad Iqbal, di rumah dinas Kapolri, Rabu (31/1/2018) dilansir Kantor Berita Politik RMOL.

Mabes Polri juga menolak istilah Kapolri 'di-Ahok-kan' lantaran videonya diedit. Istilah ini muncul saat kontroversi besar yang menimpa terpidana Basuki Tjahja Purnama alias Ahok menjelang Pilgub DKI Jakarta 2017 akibat pidatonya di Kepulauan Seribu yang diunggah ke dunia maya. Video itu kemudian disunting dan ditambahkan teks oleh seorang warganet, Buni Yani.

Hal itu membuat Ahok diserang dengan isu penistaan agama dan kebencian terhadap etnis yang berujung pada kekalahan di Pilgub DKI Jakarta 2017.

Iqbal mengaku, dalam menyikapi viralnya video tersebut Kapolri sangat tenang dan tidak responsif. Kapolri, kata Iqbal lebih memilih untuk menjalin silaturahmi dengan sejumlah ormas Islam demi mengantisipasi situasi dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Kapolri tenang, tidak ada reaksi yang reaktif, karena memang orang benar dan jujur tidak akan ada apa-apa,” ujar mantan Kapolrestabes Surabaya itu.

Iqbal menambahkan video yang beredar itu banyak kontennya yang direkayasa sehingga pernayataan Kapolri dalam pidatonya di Pondok Pesantren Anawawi, Serang, Banten Februari 2017 lalu tidak lagi utuh.

Masih kata Iqbal, Kapolri mengatakan demikian karena pada saat itu dalam suasana Pilkada DKI dimana Calon Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok tengah menjadi sorotan umat Islam lantaran ucapannya yang dianggap menistakan agama.

"Bahwa Kapolri memotivasi dan menyampaikan ke seluruh jajaran untuk lebih memperkuat tali silaturahmi untuk semua ormas Islam," demikian Iqbal.


Iqbal menambahkan video yang beredar itu banyak kontennya yang direkayasa sehingga pernayataan Kapolri dalam pidatonya di Pondok Pesantren Anawawi, Serang, Banten Februari 2017 lalu tidak lagi utuh.

Masih kata Iqbal, Kapolri mengatakan demikian karena pada saat itu dalam suasana Pilkada DKI dimana Calon Gubernur DKI Basuki T Purnama alias Ahok tengah menjadi sorotan umat Islam lantaran ucapannya yang dianggap menistakan agama.

"Bahwa Kapolri memotivasi dan menyampaikan ke seluruh jajaran untuk lebih memperkuat tali silaturahmi untuk semua ormas Islam," demikian Iqbal. [nat]