MUI Minta Jaga Silaturahmi Walaupun Beda Pilihan

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebong, Mukhlas/Ist
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebong, Mukhlas/Ist

Berbeda pilihan dalam pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) pada Pemilu 2024 boleh saja, namun jangan sampai memutuskan tali silaturahmi sesama masyarakat.


Hal itu disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebong, Mukhlas kepada wartawan, Rabu (24/1) siang.

Mukhlas menuturkan, masyarakat diminta tidak terpecah-belah pada Pemilu 2024 hanya gara-gara adanya perbedaan pilihan politik. 

"Soal politik boleh berbeda, tapi harus tetap bersilaturahmi, bukan terpecah belah," katanya.

Ia mengajak masyarakat Kabupaten Lebong untuk melawan berita hoaks, berita bohong, dan radikalisme. Selain itu, masyarakat diminta untuk menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024.

Menurutnya, para ulama memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting di Indonesia. Yakni ikut melestarikan budaya bangsa Indonesia yang terkenal sopan santun dan ramah tamah dan penuh rasa kekeluargaan.

Untuk itu menghadapi Pemilu 2024 yang merupakan tahun politik dengan adanya pemilu serentak, pihaknya siap berpartisipasi dalam menjaga serta memelihara kerukunan maupun toleransi yang telah terjalin dengan baik selama ini.

"Indonesia bukan negara agama,maka jangan polarisasi agama untuk kepentingan politik,  tapi negara yang manusianya beragama, berdasarkan Pancasila, yakni sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa," tuturnya.