Masuk Tahun Politik, Parpol dan Bacaleg Diminta Beri Pendidikan Politik Pada Masyarakat

Ketua Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Kabupaten Lebong, Aspin/Ist
Ketua Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Kabupaten Lebong, Aspin/Ist

Memasuki tahun politik ini, peran partai politik (parpol) beserta Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) sangat penting. Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Kabupaten Lebong, Aspin.


Menurutnya, kampanye bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Kampanye harus dilakukan secara bertanggung jawab untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilihan/pemilu.

"Jelang pelaksanaan pemilihan umum (pemilih) legililatif dan presiden pada Februari 2024 nanti, hendaknya partai politik dan politisi memanfaatkan moment ini untuk mencerdaskan kehidupan politik Rakyat dengan memberikan pendidikan politik yang baik," kata Azpin, Jum'at (7/7).

Menurutnya, kampanye yang diatur oleh penyelenggara pemilu, selayaknya di manfaatkan secara maksimal oleh partai politik dan para politisinya guna mensosialisasikan visi-misi yang akan dilakukan bila nanti terpilih menjadi anggota legislatif.

"Tawaran yang disampaikan kepada pemilih adalah program kerja selain tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang memang sudah diatur dalam Undang-undang serta bagaimana mengaplikasikannya dalam kerja-kerja legislatif. Jadi pertarungannya adalah pertarungan pemikiran, ide dan gagasan untuk kemajuan, bukan pertarungan siapa yang banyak uang," timpalnya.

Lanjut dia menjelaskan, ide dan gagasan yang disampaikan kepada masyarakat secara tidak langsung para politisi sudah memberikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat serta mengangkat harkat dan martabat Rakyat, bukan malah sebaliknya, membeli suara (harga diri) rakyat dengan harga yang sangat murah.

"Kita pahami bersama, kalau selama ini yang terjadi pada setiap pemilu, baik secara sendiri-sendiri maupun secara organisasi, para politisi bergerilya memberikan bujuk rayu kepada rakyat, memohon dan meminta agar mereka mau memberikan suaranya dengan imbalan uang yang sangat murah dan janji-janji politik yang kemungkinan besar tidak dapat terpenuhi. Ini tentu sangat memprihatinkan bagi kehidupan demokrasi kita," urainya.

Lebih jauh, ia juga mengingatkan, masyarakat untuk paham, agar tidak begitu saja percaya pada janji-janji politik yang disampaikan  para calon legislatif.

Pahami dulu para bacaleg, bagaimana latar belakangnya, track recordnya, dan yang terpenting jika dia terpilih menjadi anggota legislatif, mampukah dia menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat. Sehingga, pihaknya bisa memberikan suara kepada orang yang tepat dan tidak sia-sia.

"Yang terjadi selama ini, sebagian besar mereka yang telah duduk di legislatif, bingung bagaimana menjalankan tupoksinya. Bahkan, ada yang kurang memahami apa yang akan dilakukan untuk Rakyat. Sangat berbeda sekali dengan apa yang disampaikan ketika masa-masa kampanye, dengan mengumbar janji ini dan itu," pungkasnya.

Dia juga mengingatkan, bahwa kedaulatan tertinggi berada di tangan masyarakat. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

"Mereka-mereka yang duduk di lembaga legislatif adalah wakil-wakil Rakyat yang di percayakan untuk membuat dan mengatur regulasi, menjalankan pengawasan atas regulasi yang dibuat, maka jangan khianat Rakyat yang memberikan mandat mereka kepada wakil-wakil telah mereka percayakan, karena semua kan dipertanggungjawabkan di duni dan diakhirat nanti," demikian Aspin.