Ini Penjelasan KNKT Sebelum Lion Air Jatuh

RMOLBengkulu. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menyampaikan Laporan Awal Investigasi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610, Rabu (28/11). KNKT mendesak Lion Air memperbaiki budaya keselamatan.


RMOLBengkulu. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menyampaikan Laporan Awal Investigasi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610, Rabu (28/11). KNKT  mendesak Lion Air memperbaiki budaya keselamatan.

Dalam jumpa pers yang digelar pagi ini, KNKT menjelaskan bahwa Laporan Awal mengungkap menit-menit terakhir sebelum pesawat Lion Air JT610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober lalu. Namun disebutkan mereka belum sampai kesimpulan, dan baru pada tahap pemaparan fakta.

Menurut laporan itu ada perbedaan data sensor Angle of Attack (AoA).

"Data Flight Data Recorder (FDR) merekam adanya perbedaan antara AoA kiri dan kanan sekitar 20 derajat, yang terjadi terus menerus sampai dengan akhir rekaman," ungkap Kapten Nurcahyo Utomo, Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT seperti dikutip BBC News Indonesia beberapa saat lalu.

Sensor yang disebut angle of attack ini memberikan data tentang sudut terkait hembusan angin melalui sayap, sehingga pilot bisa mengetahui daya angkat pesawat saat itu.

AOA adalah parameter penting yang membantu sistem pesawat mengetahui apakah posisi bagian hidung pesawat terlalu tinggi. Jika terlalu tinggi pesawat bisa mengalami apa yang disebut aerodynamic stall dan jatuh.  

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, data penerbangan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh itu, menunjukkan pilot dan kopilot kerepotan dalam menerbangkan pesawat sesaat setelah lepas landas.

Hal ini terjadi karena hidung Boeing 737 Max 8 terus-menerus menukik akibat dipicu sistem kendali otomatis yang menerima data keliru dari sensor.

Rekaman data tersebut, yang dirilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menunjukkan tarik-menarik antara pilot dan mesin pesawat selama puluhan kali dalam 11 menit penerbangan.

Pada akhirnya, pilot dan kopilot kehilangan kendali sehingga pesawat itu menukik ke laut dengan kecepatan 724 kilometer per jam dan menewaskan 189 orang di dalamnya.

"Kedua pilot terus berjuang sampai akhir penerbangan," kata Kapten Nurcahyo Utomo selaku Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, sebagaimana dikutip harian New York Times.

Data penerbangan Lion Air JT610 konsisten dengan penilaian sejumlah pakar bahwa sistem komputer Boeing yang dipasang pada model 737 Max, bermasalah. [nat]