Keputusan Israel untuk membalas serangan udara Iran telah berdampak pada kenaikan harga minyak pada Selasa (16/4).
- Ada Penimbunan 19 Juta Dosis Vaksin Di Daerah, Presiden Minta Pemda Percepat Penyuntikkan
- Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-60, Kanwil Kemenkumham Bengkulu Gelar Donor Darah
- Optimalkan Program Harga Sawit Gubernur Bengkulu, DTPHP Provinsi Bengkulu Segera Evaluasi PKS
Baca Juga
Harga minyak Brent naik menuju 91 dolar AS per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di atas 86 dolar AS.
Mengutip Reuters, kenaikan itu juga berkaitan dengan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 5,3 persen pada kuartal pertama, di luar prediksi ekonom.
Para pejabat tinggi militer Israel mengatakan negara mereka tidak memiliki pilihan selain menanggapi serangan akhir pekan yang dilakukan Teheran, bahkan ketika para pejabat Eropa dan Amerika Serikat meminta Israel untuk menahan diri.
Tindakan Israel setelah serangan Iran akan berpengaruh terhadap pasar minyak. Pasalnya, Timur Tengah menyumbang sekitar sepertiga dari suplai minyak mentah global.
Negara-negara Barat dan Arab berusaha meyakinkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa reaksi agresif terhadap serangan Iran akan merugikan kepentingan Israel.
Kepala strategi komoditas ING Groep NV di Singapura, Warren Patterson mengatakan ketidakpastian harga minyak akan terus berlangsung seiring dengan meningkatnya eskalasi di Timur Tengah.
"Kemungkinan adanya respon langsung dari Israel berarti ketidakpastian dan ketegangan ini akan terus berlangsung selama beberapa waktu," ujarnya.
- Perkenalkan KI, Kemenkumham Bengkulu Goes To School
- Ini Jadwal Berangkat 1.641 CJH Bengkulu
- Resmi Jabat Plt. Bupati BS, Gusnan: Inilah Perjalanan Sang Waktu