Grab dan Angkot Berseteru, Anak Sekolah Jadi Korban

RMOLBengkulu. Perseteruan antara sopir angkot dan Grab di Bengkulu nampaknya masih berlanjut. Aliansi sopir angkot 5 warna menilai pemerintah tidak serius menanggapi tuntutan mereka beberapa waktu lalu yang meminta Grab ditutup karena dinilai merugikan, serta belum mempunyai izin operasi yang jelas.


RMOLBengkulu. Perseteruan antara sopir angkot dan Grab di Bengkulu nampaknya masih berlanjut. Aliansi sopir angkot 5 warna menilai pemerintah tidak serius menanggapi tuntutan mereka beberapa waktu lalu yang meminta Grab ditutup karena dinilai merugikan, serta belum mempunyai izin operasi yang jelas.

Selain itu aksi mogok yang kerap dilakukan oleh para sopir angkot juga dinilai merugikan banyak pihak, salah satunya yaitu anak sekolah.

Siswi kelas 2 di salah satu SMA Negeri Kota Bengkulu berinisial AP (16), mengaku bingung hendak mencari alternatif transportasi ketika para sopir angkot mogok.

"Bingung mau pulang kerumah naik apa bang, biasanya kan sepulang sekolah banyak angkot yang sudah menunggu. Mau naik ojek ongkosnya pasti mahal," keluhnya enggan disebut identitasnya ini kepada RMOLBengkulu, Rabu (5/9).

Bersamanrekan-rekannya Ap berharap masalah ini cepat selesai dan sopir angkot dapat kembali beroperasi seperti biasanya lagi.

"Ya semoga saja masalah ini cepat selesai, sopir angkot kembali beroperasi seperti biasa," iningnya. [nat]