RMOLBengkulu.Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku prihatin atas insiden kekerasan yang terjadi saat aksi damai pada 21, 22, dan 23 Mei.
- Tolak RUU Kesehatan, 5 Organisasi Kesehatan Bengkulu Gelar Aksi Damai
- 57 Pimti Pratama Kemenkumham RI Dilantik, Yasonna Laoly: Bekerja Bersama Adalah Keberhasilan
- Ini 3 Kegiatan Dinas Kanwil Kemenkumham Bengkulu Di Pusat
Baca Juga
RMOLBengkulu. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku prihatin atas insiden kekerasan yang terjadi saat aksi damai pada 21, 22, dan 23 Mei.
Sebab, aksi yang bertujuan untuk menolak penetapan hasil Pemilu oleh KPU karena dianggap tidak jujur dan adil itu berujung pada kerusuhan.
Belasan nyawa, termasuk berusia remaja, hilang sia-sia, dan ada yang belum diketahui nasibnya. Hal ini, tidak bisa tidak, adalah buah dari kekerasan yang mengenaskan yang terjadi pada bulan suci Ramadan,†ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (29/5).
Seharusnya, kata Din, semua pihak, baik rakyat maupun aparat, dapat melakukan imsak atau pengendalian diri sebagai esensi ibadah ramadan.
Namun nasi telah menjadi bubur. Kekerasan telah menciderai kesucian Ramadan,†sesalnya.
Menurutnya, kekerasan fisik itu akan semakin parah jika berlanjut pada kekerasan verbal dalam bentuk saling menyalahkan. Apalagi, dengan saling melempar tuduhan, dengan klaim akan kebenaran secara sepihak.
Inilah awal dari malapetaka kebangsaan. Maka, tiada jalan lain untuk mengatasinya kecuali negara harus hadir menegakkan keadilan dan kebenaran,†sambung Din.
Dia tidak ingin negara abai dan menjelma menjadi negara kekerasan dengan menampilkan kekerasan negara atau state violence.
Untuk itu, perlu dilakukan tabayun melalui Tim Pencarian Fakta. Kalau tidak, Tragedi Ramadan 2019 ini akan menjadi lembaran hitam dalam kehidupan kebangsaan kita,†lanjutnya.
Inilah saatnya keadilan dan kebenaran ditegakkan. Kalau tidak, Allah Yang Maha Adil akan menegakkannya, kalau tidak di dunia maka pasti di akhirat nanti,†pungkas Din. dikutip RMOL.id. [ogi]
- Bank Tetap Beroperasi Saat Masa Pencoblosan
- Pemerintah Tambah Lima Juta Dosis Vaksin Sinovac
- Momentum HUT JMSI ke-2, Teguh: Ruang Publik Harus Diisi Jurnalistik Profesional dan Beretika