Danlanud Palembang Dukung Pembangunan Bandara Perintis Di Bengkulu Selatan

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Palembang, Kolonel Pnb Ester Hariyanto, mengatakan pihaknya mendukung rencana pembangunan bandara perintis yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan di lapangan terbang Pandang Panjang, Manna. Menurutnya, pemanfaatan lahan itu akan berdampak terhadap meningkatnya laju perekonomian daerah.


Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Palembang, Kolonel Pnb Ester Hariyanto, mengatakan pihaknya mendukung rencana pembangunan bandara perintis yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan di lapangan terbang Pandang Panjang, Manna. Menurutnya, pemanfaatan lahan itu akan berdampak terhadap meningkatnya laju perekonomian daerah.

"Kami tentu mendukung rencana tersebut, sebab dengan adanya bandara perintis itu maka akan memberikan kebaikan bagi masyarakat," ujar Ester Hariyanto dalam kunjungan kerjanya ke Manna, Bengkulu Selatan pada Rabu siang (13/12).

Lebih lajut ia menyampaikan, pihaknya meminta area steril seluas 60 haktare untuk radar. Saat ini, lahan lapangan terbang (Lapter) Padang Panjang memiliki luas 331 hektare yang terbagi dalam dua zona, yakni Lapter I dan Lapter II. Kawasan Lapter I akan dijadikan lokasi bandara perintis, sementara Lapter II dikhususkan sebagai pusat perkantoran dan mess.

"Kami mempersilahkan pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan, namun untuk saat ini status lahannya masih pinjam pakai," imbuh Ester.

Berdasarkan catatan sejarah, ketika Jepang menginvasi tahun 1942-1945, lapangan terbang Padang Panjang merupakan basis pertahanan udara tentara Nippon di Bengkulu Selatan.

Setelah Jepang menyerah akibat bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Nagasaki dan Hiroshima, Indonesia memerdekakan diri. Lapangan terbang Padang Panjang yang semula dikuasai Jepang akhirnya menjadi milik pemerintah. Saat ini, status pengelolaannya berada di bawah komando Angkatan Udara Militer Palembang.

Tahun 2011 lalu, pemerintah daerah setempat pernah memprogramkan pembangunan bandara perintis tersebut. Namun program itu tertunda lantaran beberapa persoalan, diantaranya akibat klaim kepemilikan lahan yang dilakukan oleh masyarakat.

Bupati Kabupaten Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud menegaskan, berbagai permasalahan itu harus segera selesai dalam waktu dekat. Menurutnya, keberadaan bandara itu sangat berpotensi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi baru.

Bandara itu nantinya akan digunakan untuk mendukung program strategis pariwisata. Harapannya, pesawat penumpang regional jarak pendek bermesin twin turboprop atau ATR bisa mendarat.

"Kami akan prioritaskan untuk angkutan penumpang dan memperlancar aksesibilitas transportasi bagi sektor pariwisata," kata Dirwan Mahmud.

Ia menjelaskan, apabila bandara perintis itu terwujud, maka Bengkulu Selatan memiliki bandara pertama yang diproyeksikan untuk memperkuat konektivitas udara antara kabupaten Bengkulu Selatan dengan beberapa daerah penunjang. [ogi]