Angka Kemiskinan Di Lebong Masih Sangat Tinggi

RMOL. Jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Lebong tidak mengalami perubahan signifikan dalam delapan tahun terakhir.Bahkan, pada tahun 2010 silam, angka Kemiskinan di Kabupaten Lebong belum menyentuh angka 13 ribu jiwa.


RMOL. Jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Lebong tidak mengalami perubahan signifikan dalam delapan tahun terakhir. Bahkan, pada tahun 2010 silam, angka Kemiskinan di Kabupaten Lebong belum menyentuh angka 13 ribu jiwa.

Data dari BPS setempat menyebutkan, tujuh tahun terakhir setelah tahun 2010 bahwa jumlah penduduk miskin selalu bertengger pada angka 13 ribu jiwa dari total jumlah penduduk di Kabupaten Lebong.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebong, Ir. Sriwiyana Teguh Ananto didampingi Kasi Sosial, Taufik Rahman, menjelaskan, angka itu menunjukkan pertumbuhan penduduk Lebong melebihi pertumbuhan penduduk miskin. Sehingga, meskipun secara presentase angka kemiskinan turun, tetapi secara jumlah penduduk Lebong miskin masih meningkat.

"Data tahun 2010 menunjukkan bahwa angka kemiskinan belum menyentuh angka 13 ribu atau baru menyentuh angka 12.700 jiwa. Penurunan satu poin, menjadi 11,83 persen hanya terjadi di tahun 2017 lalu. Namun, jumlah kemiskinan tetap berada diatas angka 13 ribu jiwa lebih," ungkap Ananto kepada RMOL Bengkulu, Selasa (1/5).

Diketahui data penduduk miskin dari tahun 2010  hingga 2017 yakni, tahun 2010, persentase penduduk miskin berjumlah 13 persen atau sebanyak 12.700 jiwa. Selanjutnya di tahun 2011, persentase penduduk miskin mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 12,43  persen atau masih pada angka 12.600 jiwa.

Kemudian tahun 2012, 2013 dan 2014 data penduduk miskin meningkat dari tahun sebelummya yaitu tercatat berjumlah 12,47, 12,89, dan 12,44  persen atau sebanyak 13.000, 13.700 dan 13.400 jiwa.

Lalu tahun 2015, angka penduduk miskin tercatat kembali menurun menjadi 12,32 persen atau sebanyak 13.380 jiwa. Serta Tahun 2016 dan 2017,  persentase penduduk miskin turut juga tercatat menurun menjadi 12,26 dan  11,83 persen atau berjumlah 13.560 dan 13.310 jiwa.

"Angka kemiskinan di Lebong masih sangat tinggi dikarenakan biaya yang dibutuhkan per orang untuk mencukupi kebutuhan makan dengan kalori 2100 kkal per hari ditambah biaya kebutuhan dasar non makanan," jelasnya.

Lebih lanjut, metode yang digunakan adalah dengan menghitung Garis Kemiskinan (GK) sebanyak 480 rumah tangga di wilayah Kabupaten Lebong.

"Jika pengeluaran perkapita penduduk per bulan di bawah GK maka di golongkan penduduk miskin. Sebaliknya,  jika di atas GK maka bukan penduduk miskin," demikian Ananto. [ogi]