RMOLBengkulu. Kepala BPBD Kabupaten Lebong, Fakrurrozi berharap, tahun 2020 mendatang anggaran untuk penanganan kedaruratan bencana di Kabupaten Lebong diperkuat ketimbang tahun 2019 ini.
- 5.000 Warga Perbatasan Terancam Tak Bisa Memilih
- Tidak Dibayar THR, SPSI Lebong Buka Posko Pengaduan
- Sukarela Bayar Parkir Depan Masjid Agung
Baca Juga
RMOLBengkulu. Kepala BPBD Kabupaten Lebong, Fakrurrozi berharap, tahun 2020 mendatang anggaran untuk penanganan kedaruratan bencana di Kabupaten Lebong diperkuat ketimbang tahun 2019 ini.
Sebab, minimnya anggaran berpengaruh pada pencapaian pemerintah dalam hal penanganan bencana. Intensitas bencana yang meningkat tak sebanding dengan ketersediaan anggaran.
"Ya memang anggaran untuk kedaruratan bencana masih sangat minim, hanya Rp 1,2 miliar tahun ini, baik untuk penanganan saat bencana maupun pascabencana. Stok logistik kedaruratan bencana yang tersedia sudah mulai menipis,†kata Rozi sapaan akrabnya, Rabu (25/9).
Baca juga: Wawan: Jangan Asal Bangun
Lebong yang rawan bencana, Versi Rozi, Idealnya, anggaran yang harus dialokasikan untuk pengurangan risiko bencana atau untuk menghadapi prabencana adalah satu persen dari APBD.
"Diharapkan kedepannya ini menjadi bahan pertimbangan, supaya pihak BPBD dapat segera beraksi untuk mencegah dan menanggulangi bencana alam di Lebong," sambungnya.
Di sisi lain, ia mengaku daerah yang rentan terjadinya longsor juga perlu penambahan alat berat (alber). "Saya akan coba bawa aspirasi ini ke komisi. Mudah-mudahan, tahun depan anggaran bencana bisa lebih besar sesuai dengan kebutuhan penanganan bencana di Lebong," demikian Rozi. [tmc]
- Permenperin 3/2021 Angin Segar Untuk Petani Tebu Dalam Negeri
- Pemprov Bengkulu Terus Tingkatkan Perekonomian Petani Sawit, Kadin: Siap Kawal Pergub Harga TBS
- Gagal Ikut Nyaleg, Kasmi Jadi Camat