Wiranto Dinilai Sesat Pikiran Soal Pidanakan Golput

RMOLBengkulu.Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai menilai, pernyataan Wiranto terkesan sesat dan tidak mampu membangun konsep demokrasi yang berjalan saat ini.


RMOLBengkulu. Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai menilai, pernyataan Wiranto terkesan sesat dan tidak mampu membangun konsep demokrasi yang berjalan saat ini.

Hal itu setelah Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto menyatakan soal ancaman pidana bagi pihak yang mengajak masyarakat untuk golput.

"Menurut saya Wiranto sesat pikir, Wiranto itu Menkopolkam yang tidak mampu membangun sebuah grand desain tentang bagaimana sistem demokrasi itu bisa berjalan," ujar Pigai di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (28/3).

Padahal, kata Pigai, ajakan untuk tidak memilih atau golput tidak masalah. Namun, tidak harus dikenakan sanksi pidana. Sebab, dari sisi agama juga tidak akan berdosa jika tidak memilih atau golput.

"Karena itu ketika orang poltiik menyatakan memilih A memilih B atau tidak memilih merupakan hak, mengajak orang pun merupakan hak, kecuali menghasut dan penghasutan," jelasnya.

"Kalau mengajak orang untuk tidak memilih ya tidak apa-apa, dalam agama juga tidak memilih jadi tidak berdosa contoh kan sama donk, equivalent donk. Ya kalian memilih Prabowo silakan, memilih Jokowi silakan, tidak memilih ya nggak apa-apa kan," tuturnya.

Sebelumnya, Wiranto mengeluarkan pernyataan akan ada hukum bagi pihak yang mengajak masyarakat untuk golput. Ini dikatakan Wiranto saat menghadiri acara Rakornas Bidang Kewaspadaan Nasional Pemilu 2019 di Hotel Grand Paragon, Jakarta Pusat, Rabu (27/3).

"Kalau mengajak golput itu yang namanya mengacau. Itu kan mengancam hak dan kewajiban orang lain. Undang-Undang yang mengancam itu," tutur Wiranto dilansir Kantor Berita Politik RMOL. [tmc]