Wakapolri Ajak Milenial Perangi Hoax

RMOLBengkulu. Polri mengajak anak muda dan masyarakat umum untuk memerangi informasi bohong alias hoax. Lewat acara bertajuk Milenial Antihoax, institusi keamanan negara itu bekerjasama demi menuju Indonesia Emas 2045.


RMOLBengkulu. Polri mengajak anak muda dan masyarakat umum untuk memerangi informasi bohong alias hoax. Lewat acara bertajuk Milenial Antihoax, institusi keamanan negara itu bekerjasama demi menuju Indonesia Emas 2045.

Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto menyampaikan, anak milenial menentukan terjadinya Indonesia Emas. Dengan kesadaran yang tinggi tentang bahaya hoax, generasi muda bangsa punya andil dalam menjaga kedaulatan NKRI.

"Hoax itu seolah-olah benar, baru, tengah-tengahnya disisipkan buat melakukan kejahatan. Jadi baca dulu, setelah dibaca baru kita nilai informasi ini manfaat enggak. Ada manfaatnya nggak kalau diteruskan ke orang lain," kata Ari Dono dalam keterangannya, Senin (18/3).

Mantan Kabareskrim ini meminta milenial mengingat kembali bagaimana sejarah kemerdekaan Indonesia. Seluruh elemen bangsa bersatu melawan penjajahan hingga akhirnya berhasil menang.

"Kalau kita ingat sejarah, kita ingin bersatu dan merdeka, perkembangan teknologi pesat. Saya sebagai orang tua berharap kepada anak-anakku generasi muda lanjutkan perjuangan ini, 100 tahun Indonesia atau Indonesia Emas, kalau kalian usia 17, 16, berarti 27 tahun lagi, 42, adalah usia produktif. Dalam menteri kabinet saat ini usia 40, 50," jelas dia.

Untuk itu, jika anak milenial saat ini tidak bersikap memerangi hoax dan malah tenggelam dalam berbagai informasi palsu, maka generasi tersebut berperan menggagalkan terwujudnya Indonesia Emas.

"Hoax enggak baik, langgar UU ITE dengan ancaman hukuman dan denda miliaran. Intinya hoax sesuatu enggak benar. Saya berharap ketika kita baca informasi tolong dibaca sampai habis jangan atasnya saja. Hoax itu pembuat berniat enggak baik, niatnya jahat enggak ada hoas niat baik. Hoas itu bohong sesuatu enggak baik dan dilarang agama," papar Ari Dono. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]