Puan Maharani Diyakini Jadi Capres Terkuat pada 2024

Ketua Umum (Ketum) Generasi Muda Pejuang Nusantara (Gema Puan), Ridwan/Ist
Ketua Umum (Ketum) Generasi Muda Pejuang Nusantara (Gema Puan), Ridwan/Ist

Peluang Puan Maharani menjadi salah satu calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang dianggap semakin menguat. Mengingat kinerja Puan sebagai Ketua DPR RI telah membawa dampak positif bagi rakyat.


Begitu yang disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) Generasi Muda Pejuang Nusantara (Gema Puan), Ridwan, menanggapi hasil survei SMRC yang memperlihatkan semua angka survei yang masih di bawah 50 persen.

"Artinya masih ada peluang terjadinya penguatan calon presiden, khususnya Puan Maharani," ujar Ridwan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/4).

Menurut Ridwan, kinerja Puan selama ini membawa dampak positif untuk menjadi salah satu kandidat kuat di Pilpres 2024 mendatang. Oleh karena itu, Ridwan menganggap pentingnya kolaborasi dengan pemimpin lainnya sebagai kandidat pasangan calon (Paslon) capres dan cawapres.

"Situasi saat ini masih berdinamika yang suatu saat bisa berubah semua berdasarkan strategi. Namun, strategi saja tidak lah cukup, harus diperkuat dengan nilai-nilai ideologis yang sudah digariskan oleh kebijakan partai, dalam hal ini PDIP," kata Ridwan.

Selain itu, Ridwan melihat, ke depan Puan Maharani bakal menjadi spektrum politik. Sebab Puan merupakan pemimpin yang dipupuk dari pengalaman sejak dahulu hingga kini.

"Untuk itu, perlunya kolaborasi dengan pemimpin lain untuk mengawal negeri ini dengan watak dan kriteria yang sesuai dengan jatidiri PDIP dan Puan Maharani sendiri," terang Ridwan.

Ditambahkan Ridwan, sebagai spektrum dengan ikon nasionalis, sudah sepantasnya Puan disandingkan dengan pemimpin yang memiliki latar belakang ideologi nasionalis, berkarakter kuat dalam menjaga NKRI, dan memahami persoalan global politik, serta mempunyai wawasan terkait geopolitik.

"Tantangan ke depan sebagai bangsa dihadapkan dengan situasi geopolitik yang tidak mudah dari persoalan Natuna, konflik di perairan Laut China Selatan, sampai politik proxy dua kutub yang menguat," tutur Ridwan.

Bahkan penggunaan opsi militer Rusia terhadap Ukraina juga ikut menjadi perhitungan politik. Sebab, pengaruh dua blok selepas perang dingin membentuk bipolar yang semakin menajam.

"Situasi ini yang menjadi opsi salah satu keinginan agar kepemimpinan ke depan kuat dengan pandangan geopolitik dan pemahaman yang komprehensif soal kekuatan eksternal dan internal. Tahun 2024 kelak bukan sekadar memenangkan Puan Maharani semata, tapi membawa bangsa ini terus bertransformasi menjadi kekuatan sebagai bangsa," ujarnya.

"Karena itu, maka kekuatan ke depan menjadi pertimbangan yang salah satunya perlu dipertimbangkan dimenangkan bersama Puan Maharani," pungkas Ridwan. dilansir RMOL.ID. [ogi]