RMOLBengkulu. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Desa Pelabai, Kecamatan Pelabai, Kabupaten Lebong, terpilih kedalam lima besar PIK-R terbaik tingkat nasional, pada lomba penilaian PIK-R yang digelar Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
- Susilawati Serahkan Berkas Pencalonan Legislatif Nasdem Rejang Lebong
- Duit Rp 500 Juta Dan Tanda Terima Jadi Bukti Suap Eni Saragih
- Beredar Kabar Anggota DPR Ditangkap KPK Di Rumah Idrus Marham
Baca Juga
RMOLBengkulu. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Desa Pelabai, Kecamatan Pelabai, Kabupaten Lebong, terpilih kedalam lima besar PIK-R terbaik tingkat nasional, pada lomba penilaian PIK-R yang digelar Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Wakil Bupati (Wabup) Lebong, Wawan Fernandes, memberikan apreasiasi positif terkait peran dan aktivitas PIK-R Desa Pelabai yang telah meraih terbaik lima tingkat nasional. Meskipun demikian, ia menyarankan agar para remaja Desa Pelabai jangan terlalu cepat puas.
"Kalau bisa kedepannya ditargetkan bisa menjadi terbaik dua atau pertama tingkat nasional," ujar wawan dalam sambutannya, Jum'at (25/5), dihadapan perwakilan BKKBN dan PIK-R Pelabai yang berlangsung di Kantor Desa Pelabai.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3) Kabupaten Lebong, Firdaus, menambahkan, saat ini persiapan mengikuti verifikasi dari tim penilai nasional terus dilakukan. PIK-R Pelabai merupakan salah satu PIK-R terbaik yang dimiliki Kabupaten Lebong.
"Perolehan tersebut merupakan prestasi yang membanggakan, hanya tinggal mengalahkan empat lainnya untuk meraih yang terbaik tingkat nasional," imbuh Firdaus.
Sementara itu, ketua tim BKKBN, Yatno, menambahkan, peran PIK-R sebagai media penyedia informasi dan konseling sangat penting. Mengingat masih banyak pekerjaan rumah terkait jumlah pernikahan di bawah umur, alias pernikahan dini yang terjadi di sejumlah wilayah.
"Empat permasalahan utama yang perlu dicegah yaitu terlalu muda usia menikah dan melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu banyak melahirkan, hingga terlalu rapat jarak kelahiran," demikian Yatno. [ogi]