Kematian puluhan anak Gambia akibat gagal ginjal akut juga dialami oleh 131 anak di Indonesia sepanjang tahun ini.
- 1,5 Juta Pemudik Lolos Dari Penyekatan, Pemda Diminta Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19
- Gempur Gelar Rapimnas Di Bengkulu
- Realisasi APBD Dibawah Target , Suharto: Plt Gubernur Harus Tegas Kepada OPD
Baca Juga
Penyebab utama munculnya penyakit tersebut berasal dari konsumsi sirup obat batuk yang diduga kuat mengandung dua bahan berbahaya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tengah menyelidiki kemungkinan bahan dietilen glikol dan etilen glikol dalam obat batuk telah mencemari bahan lain yang digunakan sebagai pelarut.
Namun sejauh ini, pihak BPOM akan melarang penggunaan kedua bahan tersebut hingga proses penelitian selesai dilakukan.
"Untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, BPOM telah menetapkan syarat registrasi bagi semua produk sirup obat batuk untuk anak-anak dan orang dewasa tidak boleh menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG),” kata BPOM dalam sebuah pernyataan pada Sabtu seperti dikutip dari kantor berita RMOL (15/10).
Merujuk pada informasi dari World Heatlh Organisation (WHO), sirup obat batuk yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol ialah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.
Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited asal India dan disinyalir memiliki kaitan erat dengan penyebab kematian pada 70 anak di Gambia.
Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia.
- Peringati May Day, Hari Ini Ribuan Buruh Akan Long March ke Istana Negara
- Reses Ronny Tobing, Banyak Warga Kurang Mampu Usulkan Jadi Penerima Bansos
- PPKM Level 2-4 Diperpanjang Lagi Hingga 16 Agustus