Semua pihak diharapkan objektif dalam berifikir mengenai adanya perbedaan perayaan Idulfitri. Setiap ada perbedaan perayaan 1 syawal kerap dikaitkan dengan perbedaan antara NU dan Muhammadiyah.
- Menteri Hukum dan HAM Buka Secara Resmi Rakor Capaian Kinerja BPSDM
- Hotel CJH Terdekat 1,1 Km, Terjauh 4,3 Km
- Wajib Tunjukkan Sertifikat Vaksinasi dan PCR, Ini Aturan Baru Mengenai Perjalanan Keluar Daerah
Baca Juga
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti menegaskan bahwa peredaan Idulfitri bukanlah perbedaan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
“Yang menggunakan metode hisab dalam menetapkan Idul Fitri tidak hanya Muhammadiyah. Banyak ulama dan pesantren Nahdlatul Ulama yang menggunakan hisab,” kata Abdul Mu’ti dalam cuitan di akun Twitter pribadinya @Abe_Mukti dikutip Rabu (19/4).
Selain itu, Abdul Mu’ti juga menyatakan bahwa pelaksanaan shalat Idulfitri di lapangan terbuka pun tidak hanya identik dengan Muhammadiyah.
“Yang shalat Idulfitri di Masjid tidak hanya warga Nahdlatul Ulama,” tuturnya.
Pasalnya, kata Abdul Mu’ti, mengenai tempat shalat ied terjadi karena perbedaan dalam memahami Hadis Nabi dan pendekatan dalam menetapkan hukum.
- Pemerintah Indonesia Resmi Tetapkan Biaya Haji 2023, Ini Rinciannya di 14 Embarkasi
- Pemprov Bengkulu Raih Penghargaan Universal Health Coverage (UHC) Award Tahun 2023 dari Wakil Presiden RI
- Ribuan Guru Menanti TPG Triwulan II Cair