Peningkatan Utang Negara Dibahas Di Unihaz Bengkulu

RMOLBengkulu. Peningkatan jumlah utang dari tahun ke tahun ternyata mulai menjadi perhatian khusus di berbagai daerah. Tak terkecuali salah satu perguruan tinggi swasta Universitas Prof Dr Hazairin SH (Unihaz) Bengkulu, yang menggelar kuliah umum dengan tema Menakar Utang Pemerintah, Instrumen ataukah Jebakan Pembangunan.


RMOLBengkulu. Peningkatan jumlah utang dari tahun ke tahun ternyata mulai menjadi perhatian khusus di berbagai daerah. Tak terkecuali salah satu perguruan tinggi swasta Universitas Prof Dr Hazairin SH (Unihaz) Bengkulu, yang menggelar kuliah umum dengan tema Menakar Utang Pemerintah, Instrumen ataukah Jebakan Pembangunan.

Dalam seminar itu, Unihaz mendatangkan langsung mantan Deputi  Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Goeltom didampingi Kepala Tim Advisory Pengembangan Ekonomi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Christin R Sidabutar.

Ketua pelaksana dalam kegiatan tersebut, Aan Zulyanto, mengungkapkan, tema tersebut diusung lantaran beberapa tahun lalu adanya peningkatan utang pemerintah dari hasil 23 persen terhadap PBB.

"Dan Di tahun 2012 menjadi 30 persen terhadap pendapatan nasional di tahun 2018 dan itu terjadi peningkatan yang cukup besar,” kata Aan Kepada RMOLBengkulu.

Ia juga menjelaskan, peningkatan ini menimbulkan kekhawatiran dari semua pihak. Sebab, peningkatan utang ini menyebabkan ekonomi tidak stabil.

Meskipun, pemerintah tetap merasa yakin dan stabil karena masih berteger pada angka 30 persen. Padahal, mengacu undang-undang batas utang 60 persen terhadap PBB.

"Tetapi tentu saja perlu banyak kehati-hatian. Tidak hanya 30 persennya. Tapi struktur utangnya seperti apa dan ini dikhawatirkan oleh banyak ekonom-ekonom lainnya,” sambungnya.

Menariknya, kata Aan, kondisi tersebut menjadi bekal dalam perdebatan. Bahkan, menjelang pemilu perdebatan ini semakin luar biasa dan terkadang jauh dari ekspektasi.

"Sebagai insan akademis, kita punya tanggung jawab moral untuk mengajak perdebatan utang ini untuk membawa ke ranah yang lebih ilmiah. Sehingga, masyarakat luas lebih paham  secara jelas persoalannya  seperti ini,” tambah Aan.

Dia berharap, kegiatan ini menjadi literasi dalam pendalaman materi utang yang lebih natural. Berdasarkan data yang valid, benar, serta dari narasumber yang berkompeten di bidangnya.

"Dan mudah-mudah dosen dan mahasiswa serta masyarakat luas lebih paham persoalan bangsa  dan lebih baik. Kontroversi memang mungkin akan tetap terjadi  walaupun sudah jelas datanya tapi kontoversi akan tetap terjadi,tetapi kontroversi yang disampaiakan saat diskusi  itu lebih mengarah pada sesuatu yang ilmiah,” tutupnya

Pantauan RMOLBengkulu, kegiatan ini dibuka langsung Rektor Unihaz Bengkulu, Yulfiperius dan dihadiri oleh peserta sebanyak 180 orang yang terdiri dari dosen hingga mahasiswa ekonomi Unihaz Bengkulu. [tmc]