Pemkab Akan Memfasilitasi Pembudidaya Ikan Patin

RMOLBengkulu. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan, mencatat ada sebanyak 117 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang tersebar di tiga kecamatan. Wilayah itu yakni di Kecamatan Seginim, Air Nipis dan Kedurang.


RMOLBengkulu. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan, mencatat ada sebanyak 117 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang tersebar di tiga kecamatan. Wilayah itu yakni di Kecamatan Seginim, Air Nipis dan Kedurang.

Masing-masing anggota kelompok memiliki lahan sekitar 1,5 hektar, dengan perhitungan petak kolam yang dimiliki masing-masing sedikitnya dua petak kolam. Setiap Pokdakan beranggotakan 22 orang.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Novianto meyakini, program kerjasama budidaya ikan air tawar antara pihak perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu, PT. CPP dan BNI yang digagas Plt Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi dapat mensejahterakan pembudidaya ikan di Bengkulu Selatan.

"Pembudidaya ikan air tawar ini ada dua jenis yaitu ikan nila atau ikan patin, tinggal lagi masing-masing kelompok mau membudidayakan yang mana. Kerjasama ini untuk melakukan pembinaan sampai pemasaran ke dunia industri," kata Novianto didampingi Kabid Perikanan Budidaya Nopi Supriyadi, baru-baru ini.

Pada tahun 2019 mendatang lanjut Novianto, pihaknya berencana akan memfasilitasi bibit ikan patin bagi para pembudidaya. Khususnya untuk 48 pembudidaya ikan patin yang menjadi pilot projek budidaya ikan patin di BS.

Adapun program yang digagas yakni dengan melakukan pembesaran bibit ikan Patin. Pembesaran bibit ikan dilakukan di tiga lokasi Balai Benih Ikan atau BBI milik Pemkab Bengkulu Selatan di tiga desa yakni Desa Darat Sawah Kecamatan Seginim, Desa Rantau Sialang Kecamatan Kedurang dan kawasan Pematang Gambir, Kecamatan Air Nipis.

"Jadi nanti pembesaran bibit kami lakukan di BBI. Kemudian setelah bibit berusia dua bulan baru disalurkan dengan para pembudidaya ikan patin. Bibit kami jual dengan harga murah, tujuannya itu ya untuk menekan biaya produksi khususnya biaya pakan," ungkap Novianto. [nat]