Meski Turun, Angka Kemiskinan Masih Tinggi

RMOLBengkulu. Tren penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Lebong dalam beberapa tahun ini oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setempat tidak bisa dijadikan patokan.


RMOLBengkulu. Tren penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Lebong dalam beberapa tahun ini oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setempat tidak bisa dijadikan patokan.

Sebab, angka kemiskinan masih tergolong cukup tinggi, yaitu sekitar 11,83 persen. Hal itu jika dibandingkan dengan data BPS per Maret 2018, bahwa rata-rata angka kemiskinan secara nasional berkisar 9,8 persen.

Begitu diungkapkan Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Provinsi Bengkulu, Hengki Suprianto.

Dalam rapat koordinasi Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) dan Penguatan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) di gedung Swarang Patang Stumang Bappeda Lebong, Kamis (13/12) pagi.

"Tren penurunan kemiskinan di Lebong sudah mengikuti tren penurunan kemiskinan di Provinsi Bengkulu. Saat ini Provinsi Bengkulu menduduki peringkat 2 termiskin di Sumatera dan peringkat 6 termiskin tingkat nasional," ujarnya bertindak sebagai narasumber, Kamis (13/12) siang.

Lanjut Hengki, faktor yang menjadi hambatan Penanggulangan Kemiskinan (PK) diantaranya pendekatan program PK pemerintah yang masih bertumpu pada prinsip untuk warga miskin saja. Dalam hal ini pendekatan targeted.

"Di tingkat daerah, PK masih belum menjadi prioritas dalam anggaran dan masih banyak daerah yang belum memprioritaskan PK dalam penganggaran APBD," jelas Hengki.

Wabup Lebong, Wawan Fernandez, yang juga Ketua TKPKD, dalam sambutannya menyampaikan, kemiskinan adalah kondisi ketidakmampuan memenuhi hak-hak dasar.

"Misalnya pemenuhan hak pangan, pendidikan, dan kesehatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Baik itu faktor ekonomi, politik, sosial, budaya, SDA, SDM, dan lingkungan hidup," kata Wabup sekaligus membuka acara.

Dia mengaku, angka kemiskinan Lebong pada tahun 2015 hanya berkisar 12,32 persen, 2016 sekitar 12,26 persen, dan 2017 sebesar 11,83 persen. Data tersebut menunjukkan adanya tren penurunan angka kemiskinan sebesar 0,43 persen dari tahun ke tahun.

"Angka ini seharusnya menjadi bahan evaluasi di setiap OPD dalam menjalankan program," demikian Wabup.

Berdasarkan data BPS Lebong, jumlah penduduk miskin Kabupaten Lebong pada 2010 sebanyak 12.700 jiwa, 2011 sebanyak 12.600 jiwa, 2012 sebanyak 13.000 jiwa, 2013 sebanyak 13.700 jiwa, 2014 sebanyak 13.400 jiwa, 2015 sebanyak 13.380 jiwa, 2016 sebanyak 13.560 jiwa, dan pada 2017 sebanyak 13.310 jiwa.

Rakor dipimpin langsung Wakil Bupati (Wabup) Lebong, Wawan Fernandez, didampingi Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Bengkulu, Drs. Hengki Suprianto, Sekretaris Bappeda, Yumiriani, serta dihadiri perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lebong. [ogi]