Memaknai Keberkahan Ramadan (17)

Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

"Bulan Ramadan adalah bulan di mana Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusian dan penjelasan-penjelasan tentang petunjuk dan sebagai Furqan (pembeda antara kebenaran dan kebatilan” (Al-Quran S. Al-Baqarah: 185).

MANUSIA itu dilahirkan dengan karakter dasarnya yang fitrah (suci). Hanya saja, di satu sisi dalam tatanan diri manusia ada dorongan hawa nafsu sebagai pendorong (engine) bagi keberlanjutan hidup dunianya. Pada sisi lain, dunia tempat manusia menumpang sementara ini begitu dahsyat dalam godaan dan tipu daya.

Akibatnya manusia yang awalnya berkarakter fitrah itu berubah. Dari karakter yang baik dan lurus menjadi karakter yang seringkali penuh dengan keburukan dan kesesatan. Manusia yang awalnya makhluk Allah yang terbaik (ahsanu taqwiim) dan mulia (karromna) berubah menjadi makhluk jahat dan hina (asfala safiliin).

Atas kasih sayang (rahmah) Allah yang Maha Luas didatangkanlah para rasul dan nabi untuk mengingatkan kembali kefitrahan manusia itu. Pesan yang dibawa para rasul itulah yang terangkum dalam kitab-kitab suci sepanjang sejarah manusia. Al-Qur'an adalah pesan (risalah) terakhir dan final untuk seluruh umat manusia.

Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang mi’jizah, diturunkan kepada Muhammad, dan membacanya merupakan ibadah ritual. Kitab Al-Qur'an sejak awal disimpan di Lauhul Mahfudz. Lalu di sebuah malam Ramadan diturunkan ke langit yang terdekat yang disebut “langit bumi” (samaa ad-dunya). Malam diturunkannya Al-Qur'an secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke “samaa dunya” ini dikenal dengan malam Lailatul Qadar.

Dari samaa dunya (langit terdekat ke bumi) inilah kemudian diturunkan secara berangsur ke Rasulullah SAW dalam masa kurang lebih 23 tahun. Ada yang turun di periode Mekkah yang dikenal dengan ayat-ayat Makkiyah. Ada pula yang diturunkan di periode Madinah yang dikenal dengan ayat-ayat Madaniyah.

Pertama kali diturunkannya Al-Qur'an kepada Rasulullah SAW terjadi pada tanggal 17 Ramadan dengan dikalkulasi kalender Hijriah. Sebagaimana kita kenal, ayat-ayat pertama yang turun kepada Rasulullah adalah lima ayat pertama dari Surah Al-‘Alaq (lebih populer dengan Iqra’).

Dengan ini terjawab pulanpertanyaan sebagian orang tentang apa beda antara istilah “Nuzulul Qur’an” dan “Lailatul Qadar?”.

Keduanya mengandung makna “diturunkannya Al-Quran”. Lailatul Qadar disebutkan dengan “inna anzalnaahu” (sesungguhnya Kami menurunkannya). Demikian pula nuzuul Al-Qur’an juga bermakna “turunnya Al-Quran”. 

Bedanya dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.

Lailatul Qadar adalah malam ketika Al-Qur'an diturunkan secara menyeluruh (jumlatan wahidah) dari Lauhul Mahfudz ke langit yang terdekat dengan dunia (samaa dunya). 

Sementara apa yang dikenal dengan Nuzulul Qur’an adalah malam di mana pertama kali Jibril atas perintah Allah membawa turun ayat-ayat Al-Qur'an kepada baginda Rasulullah. Dan ini di yakini terjadi pada tanggal 17 Ramadan di saat Muhammad SAW melangsungkan kegiatan takhannuts (perenungan atau semacam meditasi) di dalam Gua Hira di puncak sebuah gunung bebatuan yang dikenal dengan Jabal Nur.

Tulisan ini tidak membahas tentang Al-Qur'an. Insya Allah akan saya tuliskan terpisah tentang Al-Qur'an sebagai mu’jizat terbesar Muhammad yang berifat abadi. Kitab yang menjadi cahaya, petunjuk dan pegangan manusia dalam menjalani hidupnya dalam segala lininya.

Yang ingin saya sampaikan kali ini adalah bahwa betapa salah satu keberkahan terbesar Ramadan adalah diturunkannya Al-Qur'an di dalamnya untuk menjadi jalan hidup manusia yang sesuai dengan fitrah aslinya. Tanpa Al-Qur'an sebagai petunjuk dan jalan hidup manusia tidak saja akan melanggar kefitrahannya. Justeru akan melakukan hal-hal yang justru kontra produktif dan membahayakan kehidupannya. 

Semoga peringatan Nuzulul Al-Qur'an yang semarak dilaksanakan di mana-mana tidak saja menjadi kegiatan seremonial semata. Tapi menjadi peringatan sekaligus memperbaharui komitmen untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai pegangan dan jalan hidup manusia.

Sekali lagi, inilah salah satu keberkahan besar bulan Ramadan ini. Semoga! 

Penulis adalah Presiden Nusantara Foundation