Longsor Timpa Rumah di Lebong, Dapur Warga Jebol

Satu unit rumah warga tertima material longsor di Desa Kutai Donok/RMOLBengkulu
Satu unit rumah warga tertima material longsor di Desa Kutai Donok/RMOLBengkulu

Bencana longsor kembali terjadi. Kali ini, tebing miring di Desa Kutai Donok Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lenong, longsor dan menimpa rumah warga. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, longsor menimbun dapur rumah warga.


Kapolres Lebong, AKBP Awilzan melalui PS Kasubsi PIDM Humas, Aipda Syaiful Anwar, menyampaikan musibah terjadi pada Selasa (20/2) pukul 17.00 WIB. Adapun korban, Laika Chairi (60) warga Dusun II Desa Kutai Donok, yang dapur rumahnya tertimpa material longsor.

"Meski tak ada korban jiwa, namun dapur semi permanen milik korban rusak tertimpa meterial tanah," ujarnya, Selasa (20/2) malam.

Menurutnya, saat ini personil mendatangi TKP bersama TNI, serta masyarakat berencana akan melakukan pembersihan material longsoran di sekitar rumah korban. Hal ini untuk mengantisipasi longsor susulan.

"Hari ini (kemarin, red) kami datang ke TKP," jelasnya.

Rumah korban berada di bawah lahan miring. Longsoran tanah dari lahan miring tersebut menjadi labil karena diguyur hujan dan bergerak menimpa rumah korban.

Dapur yang rusak itu ditafsir menelan kerugian kurang lebih 10 juta. Pasca kejadian longsor, korban memilih tetap bertahan di rumah. 

"Rumah bagian depan utuh. Kerusakan hanya pada dapur. Jadi korban memilih bertahan di rumah," tutup Kasi Humas.

Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Tantomi membenarkan informasi tersebut.

"Iya benar satu unit rumah. Tindakan dari BPBD, insya Allah besok (Rabu, red) kita akan invetarisir berapa kerugian," jelas Tantomi.

Tantomi menambahkan, penyebab longsoran tersebut dari segi kajian resiko bencana karena akibat alih fungsi lahan. Sehingga, tingkat kekuatan tanah menurun.

"Apa bila hujan dengan intensitas tinggi mudah terjadi longsor Kemudian konstruksi rumah dan lingkungan sekitar kurang memperhatikan kerawanan longsor itu sendiri," demikian Tantomi.