Lambat Tangani Bencana, BPBD Akui Terkendala Anggaran

RMOLBengkulu. Minimnya anggaran kebencanaan, ternyata berimbas pada lambannya penanganan bencana alam di Kabupaten Lebong. Sepertihalnya banjir yang meredam pemukiman warga dan material longsor yang menutupi jalan, Selasa (5/2) kemarin.


RMOLBengkulu. Minimnya anggaran kebencanaan, ternyata berimbas pada lambannya penanganan bencana alam di Kabupaten Lebong. Sepertihalnya banjir yang meredam pemukiman warga dan material longsor yang menutupi jalan, Selasa (5/2) kemarin.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Fakhrurrozi, mengungkapkan, anggaran daerah untuk pengurangan risiko bencana atau prabencana yang minim kerap menjadi kelemahan BPBD dalam menangani bencana.

Sehingga, setiap kali bencana terjadi, antisipasi BPBD tidak optimal. Anggaran daerah untuk BPBD Lebong hanya Rp 1,2 miliar dalam setahun. Itupun sudah termasuk biaya rutin beserta gaji Rp 320 juta bagi 31 tenaga honorer BPBD.

"Awalnya kita ajukan 11 Miliar dengan tim TAPD. Lalu dipangkas hingga akhirnya mentok di angka Rp 1,2 Miliar," ujar Rozi kepada RMOLBengkulu, kemarin (6/2) siang.

Lebong yang rawan bencana, Versi Rozi, Idealnya, anggaran yang harus dialokasikan untuk pengurangan risiko bencana atau untuk menghadapi prabencana adalah satu persen dari APBD."Tentu kita tidak bisa berbuat banyak dengan anggaran seperti itu," tambah dia.

Ia menambahkan, karena tidak ada anggaran, maka untuk sementara pihak BPBD harus mengandalkan proposal bantuan yang diajukan ke BNPB. Bahkan, permohonan bantuan tersebut belum barang tentu diakomodir.

"Diharapkan kedepannya ini menjadi bahan pertimbangan, supaya pihak BPBD dapat segera beraksi untuk mencegah dan menanggulangi bencana alam di Lebong," tandasnya.

Sementara itu, terkait jumlah kerugian atas meluapnya Sungai Amen dan Air Kotok dan merendam kawasan perumahan penduduk di sekitarnya. Ia memastikan saat ini pihaknya masih melakukan pendataan.

"Kini masih dalam proses perhitungan sembari menunggu laporan Camat, Lurah dan Kades," tutupnya.

Data sementara yang berhasil dihimpun RMOLBengkulu, tingginya debit air akibat hujan dengan intensitas lebat sejak pukul 15.05, kemarin (5/2) sore mengakibatkan Sungai Amen dan Air Kotok meluap dan merendam kawasan perumahan penduduk di sekitarnya, pada pukul 16.05 WIB.


Diketahui, sejumlah rumah warga yang digenangi banjir sebagian besar di wilayah Kecamatan Lebong Utara. Meliputi Kelurahan Kampung Jawa, Kelurahan Pasar Muara Aman, Desa Kampung Muara Aman, Desa Lokasari, Kampung Terendam, Kampung Dalam, dan Desa Nangai Amen.

Sedangkan di wilayah Kecamatan Amen persisnya di sepanjang ruas jalan Kelurahan Amen turut juga digenangi air akibat air selokan atau drainase jalan yang meluap.

Kemudian di sepanjang jalan Kelurahan Tanjung Agung, Kecamatan Pelabai menuju Kelurahan Pasar Muara Aman, terdapat beberapa titik longsor dan genangan air akibat luapan drainase. [ogi]