RMOLBengkulu. Konflik agraria masih sering terjadi di Kabupaten Seluma. Akibat konflik tersebut, tak jarang diwarnai kekerasan fisik bahkan perseteruan antar pihak.
- Kemenkumham Bengkulu Memeriahkan Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-60: Sepeda Santai Sebagai Pilar Kesehatan dan Kebersamaan
- Kemenkuham Bengkulu Dorong Produk RL Terdaftar Sebagai KI
- Layani Kesehatan Pemudik, 2.700 Petugas Medis Disebar
Baca Juga
RMOLBengkulu. Konflik agraria masih sering terjadi di Kabupaten Seluma. Akibat konflik tersebut, tak jarang diwarnai kekerasan fisik bahkan perseteruan antar pihak.
Oleh sebab itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Seluma mengundang Perwakilan Forum Petani Bersatu, dan Eksekutif Daerah WALHI Bengkulu pada Senin (19/8) kemarin, pukul 14:30 WIB.
Pertemuan berlangsung di Aula PTSL Kantor Tanah ATR/BPN Seluma yang dihadiri oleh BPN Seluma beserta jajarannya, perwakilan Forum Petani Bersatu, dan Eksekutif Daerah WALHI Bengkulu.
Dede Frastien Manager Kampanye Industri Ekstraktif WALHI Bengkulu, mengatakan, bahwa konflik agraria antara PT SIL dengan petani Seluma Bengkulu merupakan konflik agraria yang diprioritaskan di Provinsi Bengkulu.
Menurutnya, walaupun pertemuan itu hanya untuk meminta data dan informasi, namun inisiatif BPN Seluma perlu diapresiasi lanaran Masyarakat dalam Hal ini Forum Petani Bersatu sudah cukup sabar setelah 8 tahun berjuang untuk mendapatkan haknya.
"Pada 22-23 Maret 2018 silam Kantor Staf Presiden RI melakukan verifikasi lapangan dan melakukan pertemuan kepada Bupati Seluma dan Gubernur Bengkulu membahas ini dengan beberapa rekomendasi. diantaranya Bupati Seluma harus membenbentuk timsus penyelesaian konflik agraria antara PT SIL dengan Forum Petani Bersatu," ujarnya.
Hanya saja, rekomendasi itu tidak pernah dilaksanakan. Sehingga, pada tanggal 12 April 2019 Kantor Staf Presiden Republik Indonesia menyurati Bupati Seluma untuk membentuk timsus percepatan penyelesaian konflik agraria.
Tidak hanya itu, sepulangnya Gubernur ke Bengkulu pasca percepatan penyelesaian konflik Agraria antara PT. SIL dan Forum Petani Bersatu tidak juga memberikan solusi.
"Kesannya memang belum ada itikad baik dari Pemprov Bengkulu dan Pemkab Seluma untuk menyelesaikan konflik agraria ini," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Petani Bersatu Seluma, Osian Pakpahan menambahkan, bahwa pihaknya sudah berjuang sejak 2011 lalu untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
q
- Ribuan KTP-El Tercecer, Kemendagri Ceroboh Dan Teledor Fatal
- Diprotes, Harga Tiket Pesawat Turun Drastis
- Atensi Sidak, Ketersediaan Obat Dan Oksigen Jadi Prioritas