Kapal Meledak di Bawah Jembatan Ampera, Nahkoda Meninggal di Tempat

Kapal yang terbakar di perairan Sungai Musi melaju hingga mendekati Jembatan Ampera/rmolsumsel.id
Kapal yang terbakar di perairan Sungai Musi melaju hingga mendekati Jembatan Ampera/rmolsumsel.id

Sebuah kapal jukung atau kapal kayu pengangkut barang meledak di perairan Sungai Musi, Palembang, Senin (1/4) malam sekitar pukul 20.30 WIB.


Ledakan dari kapal tersebut disertai kobaran api yang besar. Kapal tersebut meledak di sekitar kawasan Kertapati, tepatnya di kawasan 3-4 Ulu dekat Jembatan Musi 6 Palembang. 

Kapal yang terbakar lantas terus melaju hingga melintasi jembatan Ampera. Informasi terakhir, kapal tersebut sudah melaju hingga dekat Jembatan Musi 4. 

Pantauan di lapangan, kobaran api dari kapal tersebut menyita perhatian warga yang berada di pesisir Sungai Musi. Mereka mengabadikan momen tersebut melalui ponselnya dan dibagikan ke berbagai lini media massa. 

Dari penggalan video yang dibagikan, terlihat beberapa kali ledakan dari kapal tersebut. Informasinya, kapal tersebut diduga mengangkut bahan bakar minyak (BBM). 

Hingga berita ini diturunkan, Askolani, nahkoda kapal jukung bermuatan bahan bakar minyak (BBM) yang meledak dan terbakar di Perairan Sungai Musi, Kelurahan 5 Uku, Kecamatan SU I Palembang, Senin (1/4) malam, ditemukan meninggal dunia.

Jenazahnya ditemukan di kawasan Pelabuhan Boom Baru Palembang setelah terbawa arus. Sementara dalam insiden tersebut, dua orang lainnya yakni Dedi selaku pemilik kapal serta Krisna yang bertindak sebagai anak buah kapal (ABK) mengalami luka dan dalam kondisi kritis. 

Seorang ABK lainnya yang akrab disapa Ndut hingga kini masih dalam pencarian.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono didampingi Kasat Reskrim AKBP Haris Dinzah menjelaskan, insiden kebakaran itu bermula ketika kapal jukung tersebut sedang melakukan aktivitas bongkar muat BBM jenis pertalite dan solar di SPBB yang berada di tempat kejadian perkara, Senin (1/4) sore.

“Sekitar pukul 18.00 atau maghrib SPBB tutup. Kapal jukung tidak langsung berlayar dan tetap bersandar di lokasi. Kurang lebih pukul 20.00, kita mendengarkan suara dentuman yang sangat keras sehingga kita langsung mendatangi TKP,” kata Harryo saat diwawancarai di kawasan 10 Ulu, Selasa (2/4) dini hari. 

Ketika berada di lokasi, kita melihat percikan kayu dan jangkar kapal berada di atas atap SPBB. Dari sisi kanan SPBB mengalami kerusakan cukup parah.

"Sehingga, kami kerucutkan dan simpulkan sementara sumber ledakan berasal dari kapal tersebut,” pungkasnya dikutip Kantor Berita RMOL Sumsel.