Kadis PMD: Pengembangan Potensi Lokal Berdampak Positif Terhadap Perekonomian Masyarakat Desa

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Bengkulu meminta para kepala desa untuk mengembangkan potensi desa guna mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.


Kepala Dinas PMD Provinsi Bengkulu RA Denni mengatakan, setiap desa sejatinya memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Hanya saja, banyak kepala desa tak mampu melihat potensi yang ada.

“Jika potensi lokal di setiap desa dikembangkan jelas berefek positif terhadap ekonomi masyarakat, untuk itu Kepala Desa harus benar-benar bisa menggali potensi desanya,” ujar Denni, (14/12).

Mantan Sekda Rejang Lebong ini mengatakan, Pemprov Bengkulu telah meluncurkan banyak program untuk membantu kesejahteraan masyarakat desa.

Namun, program itu, kata dia, perlu dukungan dari para kepala desa. Salah satunya dukungan yang dimaksud adalah sikap pro aktif kepala desa untuk mengembangkan potensi lokal.

“Kami membutuhkan peran serta dukungan dari kepala desa dalam mewujudkan kemajuan pembangunan daerah di segala sektor,” kata Denni.

Atas dasar itu, kepala desa adalah aktor penting dalam pembangunan di wilayahnya. Kepala desa pun harus mampu mengelola potensi lokal untuk memberdayakan dan melayani masyarakat.

“Pembangunan desa dilaksanakan secara gotong royong dengan elemen masyarakat, karena itu para kepala desa harus memperkuat komunikasi dan koordinasi bersama pihak terkait, termasuk apabila ada permasalahan yang membutuhkan solusi,” tuturnya.

Denni menyebutkan terdapat belasan desa di Bengkulu saat ini masih dalam kategori desa tertinggal dan ditargetkan pada 2023 mendatang jumlah tersebut berkurang dan beralih menjadi desa berkembang.

Selain itu, RA Denni juga mengingatkan pembentukan BUMDes bukan sekedar euforia atau bahkan hanya ikut-ikutan dan gaya-gayaan.

“BUMDes dibentuk untuk perbaikan kesejahteraan bersama, karenanya pembentukan BUMDes tetap harus membawa semangat gotong royong antar masyarakat desa,” kata Denni.

Pada prinsipnya, lanjut Denni, BUMDes untuk peningkatan pendapatan asli desa yang tetap mengedepankan orientasi sosial. Artinya, BUMDes dibentuk bukan untuk membunuh usaha yang sebelumnya sudah ada di desa tersebut.

“Kita berharap kehadiran BUMDes menjadi katalis bagi pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa,” tukasnya.

Ia kemudian menawarkan salah satu solusi, yakni BUMDes bergerak di sektor grosir yang mendukung usaha mikro masyarakat.

“Jadi reseler atau jualan bisa di BUMDes atau bisa juga BUMDes jadi marketing dari usaha industri rumahan. Jadi bisa mengangkat bersama atau kalau mau bisa membangun wisata di desa, karena dengan begitu semua sektor bisa meningkat bersama sama,” tutur Denni. [***]