Ikut Tolak Kenaikan BBM, PMII Geruduk Kantor DPRD Provinsi dan Gubernur

Massa PMII Bengkulu saat turun ke jalan/Ist
Massa PMII Bengkulu saat turun ke jalan/Ist

Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) bersama kader dan anggota se-Kota Bengkulu melaksanakan demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, pada Kamis (8/9) siang.


Koordinator Lapangan, Carles Arpindo mengatakan, demonstrasi tersebut dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat menengah kebawah dan murni membela kepentingan rakyat.

“Kami Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Bengkulu dengan tegas menolak kenaikan harga BBM bersubsidi,” ujar Carles.

Demonstrasi tersebut juga mendesak pemerintah agar bersungguh-sungguh dan serius memberantas mafia BBM.

“Kami juga mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran,” ucap Ketua I PC PMII Kota Bengkulu tersebut.

Ia menambahkan, pihaknya juga mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi.

Senada disampaikan, Ketua Cabang PMII Kota Bengkulu, Aldi Kresmonanda, kenaikan harga BBM dipastikan berdampak buruk bagi masyarakat utamanya kalangan bawah.

“Bisa dipastikan, jika BBM naik kebutuhan pokok ikut naik. Semua sektor akan ikutan naik, mulai dari transportasi, pertanian hingga ditakutkan berakhir inflasi,” ucap ketua Aldi.

Mahasiswa Pertanian Universitas Bengkulu itu juga meminta Presiden Jokowi dan Menteri BUMN agar membenahi kinerja Pertamina, membrantas praktik mafia BBM.

Aldi menilai, kenaikan BBM sangat tidak pro rakyat dan diwaktu yang tidak tepat. Sebab, Indonesia baru saja recovery dari efek pandemi covid-19.

“Masyarakat masih sulit, banyak yang kehilangan pekerjaan. Perekonomian rakyat belum stabil akibat pendemi, jangan ditambah lagi beban rakyat,” pungkas.

Selain menyuarakan tuntutan di depan DPRD Provinsi Bengkulu, massa aksi juga mengajak ketua dan jajaran wakil rakyat untuk bersama-sama jalan beriringan menuju kantor Pemerintah Provinsi Bengkulu guna menyampaikan tuntutan di depan Gubernur.

Sebab, menurut para demonstran, Pemprov merupakan representasi dari Pemerintah Pusat. Karenanya bersama rakyat dan wakilnya bergandengan tangan menyampaikan penolakan harga BBM dihadapan Gubernur.

Adapun tuntutan PMII Bengkulu sebagai berikut;

1.Menolak secara tegas kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi.

2. Mendesak pemerintah untuk secara serius dan sungguh-sungguh memberantas mafia bahan bakar bersubsidi dengan berpegangan pada prinsip-prinsip hukum yang berlaku.

3. Mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran

4. Mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi.

Diketahui, pemerintah telah berencana ingin menaikkan harga BBM bersubsidi. Dari keterang presiden RI Jokowi Widodo merilis kenaikan harga BBM sudah naik per 3 September 2022 seluruh Indonesia.

Harga Pertalite hari ini adalah Rp7.650, diperkirakan akan naik menjadi Rp10.000 per liter. Sementara Solar seharga Rp5.150 per liter dan akan naik menjadi Rp7.200 per liter. Lalu Pertamax saat ini Rp12.500 per liter, sedangkan perkiraan kenaikan harganya menjadi Rp16.000 per liter.