Fort Marlborough dan Tropenmuseum Belanda

RMOL. Fort Marlborough atau akrab di telinga masyarakat dengan sebutan Benteng Marlborough. Berada di Jalan Benteng, Kelurahan Kebun Keling, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.


RMOL. Fort Marlborough atau akrab di telinga masyarakat dengan sebutan Benteng Marlborough. Berada di Jalan Benteng, Kelurahan Kebun Keling, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.

Jika berdiri di depan gerbang, berketinggian bukit sekitar 9 meter dari permukaan laut. Akan terasa dekat dengan bibir Samudra Hindia secara kasat mata.

Melewati gerbang pertama menghadap ke Selatan, tiga makam tua di sisi kanan seolah sengaja sebagai penyambut. Makam pertama Residen Thomas Parr yang tewas dibunuh pada 23 Desember 1807 oleh rakyat bengkulu, kedua pegawainya Charles Murray, yang berusaha menyelamatkan Thomas Parr, namun terluka dan meninggal kemudian disebelahnya lagi ada makam tidak dikenal.

Tidak perlu takut, ramai pengunjung di sana. Penulisan huruf sambung berbahasa Inggris 1700-an didinding gerbang, membuka sejarah Benteng Marlborough.

Dibangun oleh Kerajaan Inggris Raya pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal, Joseph Collet, pada tahun 1714 sampai 1719 silam. Mulai terasa kekejaman masa penjajahan kala itu.

Gerbang dan jembatan ke dua masih diatas lahan seluas 44.100 meter persegi. Pelancong baru bisa melihat "Fort Marlborough" dicat putih dengan warna dominan hitam sekelilingnya. Seperti menandakan kuat dan tegasnya pemerintahan tempo dulu.

Naik ke atas Benteng, selain terlihat meriam disetiap sudut bangunan berbentuk cangkang kura- kura ini. kawasan wisata pecinan beserta viharanya menjadi pemandangan yang menarik, dengan perpaduan budaya. Maklum, wilayah ini merupakan pelabuhan utama.

Diakui ahli sejarah, Benteng Marlborough peninggalan Inggris terbesar di Asia Tenggara, awalnya  bertujuan sebagai basis pertahanan militer namun berubah fungsi menjadi kepentingan perdagangan Inggris di Bengkulu.

Cukup, kembali turun ke bawah. Disini mulai terasa keserakahan Inggris. Papan- papan berisi informasi menceritakan, benteng juga dijadikan tempat koordinasi kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East Indian Company dan pusat pengawasan jalur pelayaran dagang melewati Selat Sunda.

Para pejuang rakyat Indonesia, beserta presiden RI pertama Soekarno, pernah mendekam di dalam ruangan jeruji lantai bawah Benteng Marlborough.

Di ruangan lain, terdapat pula gudang penyimpanan mesiu, senapan, meriam, dan pelurunya.

Keluar, kita akan menemukan lapangan seluas setengah lapangan sepak bola. Meriam kuno berjejer rapi menghadap ke laut. Sama halnya di sisi lain, lokasi itu menyediakan foto repro lokasi Fort Marlborough. Terkesan, Bengkulu tempo dulu juga terekam dan disimpan di Belanda, dilihat dari sumber foto bertuliskan Tropenmuseum Belanda yang merupakan museum antropologis berlokasi di Amsterdam, Belanda, didirikan tahun 1864 dengan koleksi 340.000 objek dan foto.

Pada 17 maret 1824, Belanda menyerahkan Malaka dan Semenanjung Melayu kepada Inggris. Sedangkan, Inggris menyerahkan kekuasaannya di Bengkulu dan seluruh kepemilikannya di pulau Sumatera kepada Belanda.

Perjanjian tersebut dilakukan pada 17 Maret 1824 di London, dikenal dengan traktat London. Pada perjanjian itu Belanda diwakili oleh Hendrik Fagel dan Anton Reinhard Falck, sedangkan Inggris diwakili oleh George Canning dan Charles Watkins Williams Wynn. Ini untuk mempermudah Inggris dan Belanda dalam mengontrol wilayah jajahan masing-masing.

Saat itu sebagian besar jajahan Inggris di Semenanjung Melayu, dan Belanda di Indonesia.

Secara resmi benteng ini dibuka untuk umum, pascakemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 April 1984. Beberapa perubahan kecil terjadi yang merubah bentuk dan keorisinilannya.

Masih ada catatan yang tertinggal, soal dua terowongan, lukisan kompas yang dipahat pada tembok penjara dan ruangan besar berlapis batu bata tebal tempat tinggal para perwira tinggi Inggris.

Jika pernah berkunjung 7 atau 5 tahun lalu, sebaiknya datanglah kembali, Pemerintah setempat mencanangkan program menuju Visit Bengkulu 2020. Jauh berbeda fasilitas pelengkap yang dirasakan sekarang, selain tersajinya informasi Fort Marlborough kawasan ini aksesnya mudah dijangkau untuk mencari hotel, restoran atau langsung menuju ke Bandara Fatmawati. [nat]