Dua Ekor Harimau Sumatera Akan Dilepasliarkan

RMOLBengkulu.Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE KLHK), Wiratno mengapreasiasi kerja sama antara KLHK denganPusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Darmasraya-Yayasan Arsari Djojohadikusumo (PR-HSD Yayasan Arsari) yang melakukan proses rehabilitasi terhadap dua harimau sumatera.


RMOLBengkulu. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE KLHK), Wiratno mengapreasiasi kerja sama antara KLHK dengan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Darmasraya-Yayasan Arsari Djojohadikusumo (PR-HSD Yayasan Arsari) yang melakukan proses rehabilitasi terhadap dua harimau sumatera.

Menyusul, saat ini sumatera yang kini populasinya tinggal 603 ekor dan tersebar di 23 kantong habitat.

Kemudian, kedua harimau yang diberi nama Bonita dan Atan Bintang itu kini siap dilepasliarkan ke habitat aslinya di Riau.

Bonita merupakan seekor harimau sumatera betina yang diselamatkan dari areal kebun PT. TH Indo Plantations Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir pada 3 Januari 2018 lalu.

Sementara Atan yang berjenis kelamin jantan diselamatkan dari pemukiman warga pada 18 November 2018 di Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir.

"Kita harapkan mulai saat ini, satwa liar dilindungi termasuk harimau sumatera yang berada di luar kawasan konservasi dapat terlindungi seperti halnya satwa liar lainnya di dalam kawasan konservasi. Semangat bekerja bersama menjadi kunci untuk sinergi selanjutnya," tegas Wiratno, Selasa (30/7).

Sementara itu, penggagas dan pendiri PR-HSD, Hashim Djojohadikusumo memastikan pihaknya berkomitmen penuh dalam membantu pemerintah melestarikan dan menambah jumlah populasi harimau sumatera.

Sebanyak enam harimau telah direhabilitasi PR-HSD sejak berdiri dua tahun lalu. Empat di antara harimau tersebut sudah dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Saat ini, pihaknya juga masih merawat satu harimau sumatera yang baru saja diselamatkan dari Padang Lawas, Sumatera Utara.

"Harimau Sumatera merupakan simbol kelestarian ekosistem dan keberadaannya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat masih terjaga," kata adik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto itu.

Bagi PR-HSD, sambung Hashim, jika ada satwa liar yang punah, maka itu sama saja bentuk penghinaan terhadap Tuhan. Untuk itu, upaya melestarikan keberadaan satwa liar merupakan bagian dari iman.

"Satwa liar adalah ciptaan Tuhan. Keberadaan yayasan PR-HSD semata-mata untuk membantu melestarikan ciptaan tuhan yang maha kuasa,” pungkasnya dilansir RMOL.id. [tmc]




                    q