Bupati Serahkan 14 Unit Motor Hingga Buku Panduan Cegah Stunting

Bupati Lebong, Kopli Ansori saat menyerahkan bantuan/RMOLBengkulu
Bupati Lebong, Kopli Ansori saat menyerahkan bantuan/RMOLBengkulu

Bupati Lebong, Kopli Ansori menyerahkan buku panduan yang digunakan untuk mencegah stunting pada anak-anak di Kabupaten Lebong, sehingga mengurangi jumlah penderita gagal tumbuh anak di daerah itu.


Di antaranya, Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)  dan Tubektomi, dan alat Bina Keluarga Balita (BKB) dan KIT Siap Nikah Untuk Desa Lokasi Stunting.

Tak hanya itu, pada kesempatan itu bupati juga menyerahkan 14 unit kendaraan dinas (Kendis) bagi para penyuluh hingga pegawai Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB).

Acara berlangsung di halaman Kantor Dinas P3AP2KB Kabupaten Lebong, Selasa (18/10) sekitar pukul 14.00 WIB.

Turut hadir dalam acara tersebut, Plt Kadis P3AP2KB Lebong, Jafri, para asisten, staf Ahli, para Kepala OPD terkait, sejumlah camat dan pegawai Dinas P3AP2KB setempat.

"Harapan kami bantuan ini membuat petugas yang melakukan pengukuran tinggi, panjang dan berat badan bisa lebih akurat, dan kita bisa sejak dini melakukan intervensi jika ditemukan stunting," ucapnya.

Sementara itu, Plt Kadis P3AP2KB Kabupaten Lebong, Jafri menambahkan, bantuan yang diberikan sejalan dengan program dinasnya yakni berupaya menurunkam angka stunting sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan baik.

"Bantuan ini kami berikan kepada penyuluh dan kantor kita dalam bertugas pencegah stunting disertai buku panduan untuk sasaran," katanya usai penyerahan bantuan tersebut.

Disebutkan, salah satu upaya dalam mencegah stunting mulai memenuhi gizi, memberikan asi eksklusif kepada bayi, mendampingi dan memantau kesehatan ibu dan anak serta menjaga kebersihan lingkungan.

Plt Kadis P3AP2KB Lebong, Jafri saat menyampaikan sambutan

Dia juga mengutarakan, calon pengantin beresiko juga bagian dari kelompok sasaran yang diantisipasi. Dimana catin yang menjadi sasaran audit adalah catin dibawah umur dan mengalami anemia.

Diharapkan, edukasi kegiatan audit stunting ini untuk memiliki daya ungkit dalam percepatan penurunan stunting yang diharapkan prevalensi balita stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen.

"Buku itu sebagai pedoman sebelum menikah. Tujuannya untuk melakukan pencegahan terjadinya stunting dari awal nikah sampai perencanaan memiliki anak. Kalau buku BKB jelas panduan selama membina balita," demikian Jafri.