702 Ekor sapi di Rejang Lebong Sembuh PMK

Dokumen Polres Rejang Lebong/Ist
Dokumen Polres Rejang Lebong/Ist

Personil Polres Rejang Lebong yang tergabung dalam Operasi Aman Nusa II terus melaksanakan mapping penyebaran, penanganan, dan pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak di wilayah Kabupaten Rejang Lebong.


"Data terakhir yang telah dihimpun hingga saat ini jumlah populasi sapi ternak diwilayah Kab. Rejang Lebong sebanyak 5.370 Ekor. Untuk sapi yang telah terkonfirmasi positif PMK hasil Lab sebanyak 3 ekor,” jelas Kapolres Rejang Lebong, Polda Bengkulu, AKBP. Tonny Kurniawan melalui Kabag Ops AKP Margopo, Rabu (20/7).

Sementara itu untuk suspeck PMK diperkirahkan sebanyak 1.027 ekor. Namun kabar baik juga datang dari 702 ekor sapi yang telah dinyatakan sembuh serta 311 ekor(sapi 305 ekor, kerbau 6 ekor) masih dalam pengawasan.

“400 dosis vaksin PMK telah digunakan. Penyuntikan telah dilakukan sejak tanggal 28 Juni lalu di 13 desa,” jelasnya.

Hingga saat ini dapat diketahui untuk wilayah zona merah PMK ( tidak dapat dilakukan vaksin) yakni Curup Tengah, Curup Utara, Curup Timur, Curup Selatan, Selupu Rejang, dan Bermani ulu raya. Sementara utnuk zona hijau berada di Padang Ulak Tanding dan Sindang Dataran.

Simak Gejala dan Cara Penularan PMK Pada Hewan Ternak!

Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, terutama sapi, tengah menjadi permasalahan diIndonesia. Kenapa tidak, akibat PMK menimbulkan kerugian ekonomi yang besar akibat menurunnya produksi dan menjadi hambatan dalam perdagangan hewan dan produknya.

Untuk mengenal lebih jauh penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular ini, ada baiknya mengetahui Gejala dan Cara Penularan Penyakit Mulut dan KuKu (PMK) pada hewan ternak Sapi sebagai berikut:

Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit hewan yang cepat menular  serta menyerang hewan berkuku belah (cloven hoop), seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, onta dan gajah dan Penyakit PMK disebabkan oleh virus Foot and Mouth Disease (FMDV) yang masuk dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus.

Gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan rentan sedikit bervariasi antar spesies hewan dengan masa inkubasi penyakit berkisar antara 2-8 hari, Secara umum, gejala klinis penyakit mulut dan kuku adalah demam mencapai 39°C selama beberapa hari, tidak nafsu makan dan lesi-lesi pada daerah mulut dan keempat kakinya. Lesi-lesi dalam bentuk lepuh-lepuh pada permukaan selaput lendir mulut, termasuk lidah, gusi, pipi bagian dalam dan bibir.

Cara penularan dan penyebaran penyakit mulut dan kuku yakni virus PMK masuk ke dalam tubuh hewan melalui mulut atau hidung dan virus memperbanyak diri pada sel-sel epitel di daerah nasofaring.  Virus PMK kemudian masuk ke dalam darah dan memperbanyak diri pada kelenjar limfoglandula dan sel-sel epitel di daerah mulut dan kaki (teracak kaki) mengakibatkan lesi-lesi.

Selain itu, cara penularan penyakit mulut dan kuku juga terjadi dari hewan sakit ke hewan lain yang peka terutama terjadi karena adanya kontak langsung dengan hewan sakit, kontak dengan bahan-bahan yang terkontaminasi virus PMK, serta hewan karier.

Penularan PMK dapat terjadi karena kontak dengan bahan/alat yang terkontaminasi virus PMK, seperti petugas, kendaraan, pakan ternak, produk ternak berupa susu, daging, jerohan, tulang, darah, semen, embrio, dan feses dari hewan sakit.