Tim PVMBG Kementerian ESDM Mengevaluasi Lokasi Cluster A PT. PGE

Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pasca terjadinya bencana Banjir Bandang yang mengakibatkan Longsor di Lokasi Cluster A milik PT.PGE (28/04/2016) Kabupaten Lebong, telah mengirimkan Tim PVMBG Badan Gelologi untuk meninjau secara langsung serta melakukan penyelidikan guna mencari penyebab dan solusi penanganannya.


Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pasca terjadinya bencana Banjir Bandang yang mengakibatkan Longsor  di Lokasi Cluster A milik PT.PGE (28/04/2016) Kabupaten Lebong, telah mengirimkan Tim PVMBG Badan Gelologi untuk meninjau secara langsung serta melakukan penyelidikan guna mencari penyebab dan solusi penanganannya.

Tim tanggap darurat yang terdiri dari ketua Tim Herry Purnomo, didampingi Nana Rukmana, dan Iqbal Erasputra ini sudah menyambang lokasi longsor dari hari sabtu (30/04/2016) hingga Minggu (01/05/2016).

“Kami ditugaskan untuk mengevaluasi bencana longsor dan banjir bandang yang menimpa lokasi Cluster A, PT.PGE ini, kami sudah melakukan pemeriksaan dua hari. Nanti, akan kami berikan laporan-laporan mengenai faktor penyebabnya apa, terus dampaknya bagaimana, kedepannya bagaimana, mitigasinya bagaimana. Rekomendasi yang diperlukan akan diberikan. soalnya potensi longsornya masih tinggi,” Ucap Ketua Tim PVMBG Herry Purnomo kepada RMOL Bengkulu, Minggu (01/05/2016).

Sementara itu, Herry juga mengatakan, bahwa selama berkunjung kelokasi timnya hanya melakukan  analisis Geologi. Sebutnya, areal Cluster PT.PGE ini diprediksi dapat mengakibatkan bencana susulan.

“Kalau yang kami teliti disini, ia masalah Geologinya. Antara lain, susunan batu-batu, tanahnya, bagaimana, terus vegetasi dan tata lahannya, apakah sudah berubah apa belum. Terus masalah aliran, kelerangan dan penyebab banjir bandangnya,  kedepannya kita akan melakukan evaluasi sekitar sini, karena seluruh areal ini dimungkinkan longsor susulan,” tambah Herry.

Selain itu, Herry juga mengungkapkan, bahwa keberadaan PT.PGE disini di karenakan Wilayah Lebong merupakan post Magmatik, yang sebelumnya merupakan bekas dari gunung-gunung api, sehingga kawasan ini menjadi kawasan penghasil Uap Air.

“Kenapa  geothermal ada disini, karena disini wilayah post magmatik bekas gunung berapi. Maka dari itu timbul gunung-gunung api bekas disini, Apalagi di dalamnya masih ada magma yang panas yang terakumulasi dengan air hujan, kemudian bisa menimbulkan uap air, ” jelas Herry.

Disisi lain, ia juga menambahkan, bahwa kedatangan pihaknya kesini, untuk mengantisipai serta menyelamatkan sumur-sumur bor milik PT.PGE, selanjutnya akan di evalusi supaya sumur tersebut tetap bisa di manfaatkan.

“Ini  memang bencana, karena sumurnya itu kena dampak dari longsor dan banjir bandang,  nanti kita akan antisipasi bagaimana penanganan untuk penyelamatan sumur -sumur dan kedepannya akan kita akan evaluasi agar sumur-sumur yang di bor tersebut dapat termanfaatkan, karena ngebor itu mahal juga,” ucap Herry.

Bahkan, tambahnya, tim yang ditugaskan ke lokasi tersebut tidak hanya mencari siapa yang bertanggung jawab atas insiden longsor hari kamis lalu, namun  hanya untuk menyelamatkan aset negara, yang nantinya akan diberikan rekomendasi penanganan dan solusinya.

“Itu aset nasional untuk tenaga listrik, kami bukan untuk mencari siapa yang salah, tapi kami hanya mencari penyebab dan solusi penanganannya,” demikian Herry. [CW9]