RMOLBengkulu.Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern ternyata sempat dikirim manifesto oleh Brenton Harris Tarrant sesaat sebelum membantai jamaah di Masjid Al Noor, Christchurch, Jumat (15/3) lalu.
- MUI: Arogansi Aparat Saat PPKM Darurat Hanya Membuat Rakyat Kecil Terpuruk
- Warga Pukul Polisi Ditahan
- Reses Kedua, Suprianto Tampung Aspirasi Masyarakat Teluk Sepang
Baca Juga
RMOLBengkulu. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern ternyata sempat dikirim manifesto oleh Brenton Harris Tarrant sesaat sebelum membantai jamaah di Masjid Al Noor, Christchurch, Jumat (15/3) lalu.
Bahkan, Manifesto yang dikirim menggambarkan kebencian pada imigran dan umat Muslim. Manifesto setebal 78 halaman itu dikirimkan ke alamat e-mail generik yang dimiliki Ardern dan dikelola oleh stafnya.
Meskipun Perdana Menteri Ardern tidak membaca manifesto itu. Ia baru mengetahui soal manifesto itu setelah pembantaian di Masjid Al Noor. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Pers Kantor Perdana Menteri, Andrew Campbell, kepada CNN.
Setelah membantai jamaah di Masjid Al Noor, Tarrant menuju Masjid Linwood dan menembaki jamaah di dalam masjid itu.
Sebanyak 49 orang tewas dalam serangan di kedua masjid. Puluhan lainnya dalam keadaan luka-luka. Sehari setelah penembakan, Tarrant yang berusia 28 tahun hadir di pengadilan untuk mendengarkan dakwaan.
Dalam foto dari pengadilan yang beredar luas, Tarrant diapit dua polisi. Mengenakan baju tahanan berwarna putih. Kedua tangannya diborgol. Dan tangan kanannya membentuk simbol white spremacist.
Tarrant akan kembali dihadirkan dalam persidangan pada tanggah 5 April. Dua orang lainnya yang diduga terlibat dalam kejadian ini masih berada di dalam tahanan. Belum diketahui pasti peranan mereka dalam serangan. Dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [tmc]
- Dituding Tak Netral, Humanika Laporkan Ketua PWI Lampung Ke Dewan Pers
- KPK Kaji Edaran Mendagri Soal THR
- Penumpang Ngaku Teroris Dan Bawa Bom, Lion Air Riau-Jakarta Delay Lebih Dari 2 Jam