Tak Punya Biaya Operasi, Kesehatan Bayi Ini Memburuk

Tidak memiliki biaya operasi, nasib bayi berumur 6 hari penderita penyakit Astresia Esophagus atau penyumbatan saluran pencernaan di tenggorokan di RSUD Lebong, Senin (16/05/2016), hanya dirawat seadanya. Hingga kini kondisi bayi semakin melemah dan memerlukan operasi secepatnya. Karena kondisi ekonomi, orang tua bayi ini, tidak mampu membiayai operasi anaknya tersebut.


  Tidak memiliki biaya operasi, nasib bayi berumur 6 hari penderita penyakit Astresia Esophagus atau penyumbatan saluran pencernaan di tenggorokan di RSUD Lebong, Senin (16/05/2016), hanya dirawat seadanya. Hingga kini kondisi bayi semakin melemah dan memerlukan operasi secepatnya. Karena kondisi ekonomi, orang tua bayi ini, tidak mampu membiayai operasi anaknya tersebut.

Dijelaskan ibu bayi, Hatipah (39), warga Danau Kecamatan Lebong Atas, sebelumnya ia dirujuk ke RSUD Lebong selasa lalu (10/05/2016) untuk melakukan proses salinan, namun karena proses persalinan beresiko tinggi, akhirnya dirinya langsung di rujuk ke RSUD Curup untuk melakukan melakukan operasi Cesar. Setiba disana, bayi bernama lengkap Ajuan saputra ini berhasil diselamatkan oleh pihak rumah sakit RSUD Curup.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Dr. Asma Mardhiah, Jumat lalu, (13/05/2016) buah hati Benhar (49) dan Hatipah (39) tersebut mengidap penyakit Astresia Esophagus. Pihak RSUD Curup menyarankan agar kedua orang tua bayi langsung merujuk ke RSUD Bengkulu, namun karena tidak memiliki biaya, bayi tersebut langsung di bawa kembali ke RSUD Lebong untuk mendapatkan perawatan insentif. Kondisi bayi malang tersebut semakin melemas dan wajahnya pucat kebiru-biruan.

"Setiap hari dia biasanya menangis, baru hari ini (16/05/2016) dia mulai diam ditambah lagi wajahnya membiru," jelas Hatipah dengan nada pasrah.

Bahkan, Sambung Hatipah, ia dan suaminya bekerja sehari�"hari hanya menggarap sawah milik orang lain, oleh karena itu ia hanya dapat mengandalkan BPJS, namun karena bayi tersebut belum memiliki BPJS, maka bayi tersebut masih terbaring di RSUD Lebong. Sesalnya,  BPJS bayi tersebut baru diterima, Senin(16/05/2016) dari Dinkes Lebong, dan baru bisa di gunakannya pada 01 Juni mendatang (2016).

"Saya belum ada uang pak untuk merujuk anak saya ke Bengkulu, sehari�"hari saja kami kadang ada uang kadang tidak, karena sawah yang kami garap milik orang lain. Mungkin kartu BPJS ini bisa bantu, tapi harus nunggu dua minggu lagi baru bisa di gunakan," ungkap Hatipah.

Tambahnya, hal itu tak hanya dialaminya sekali, sebelumnya saudara Ajuan juga meninggal karena tak memiliki biaya perawatan. Ia berharap dalam waktu dekat agar anaknya yang baru lahir tersebut segera sembuh dan dapat kembali diasuhnya.

"Mereka 4 saudara, anak pertama 15 tahun masih hidup, anak kedua sekitar 4 tahun sudah meninggal  karena mengidap penyakit dan tak bisa di selamatkan,  selanjutnya  anak ketiga saya juga meninggal dalam kandungan dalam operasi Cesar, saya harap anak keempat saya ini selamat dan bisa secepatnya di rawat," katanya sambil menagis. [CW9]