Studi: Indonesia Salah Satu Negara Paling Berbahaya Bagi Wanita Di Asia

RMOLBengkulu.Indonesia merupakan salah satu negara paling berbahaya bagi wanita di Asia. Begitu hasil studi terbaru yang dirilis sebuah perusahaan peneliti di Singapura, Value Champion pekan ini.


RMOLBengkulu. Indonesia merupakan salah satu negara paling berbahaya bagi wanita di Asia. Begitu hasil studi terbaru yang dirilis sebuah perusahaan peneliti di Singapura, Value Champion pekan ini.

Dalam studi itu ditemukan, Indonesia bersama dengan Filipina dan India, merupakan negara paling berbahaya bagi wanita. Bukan tanpa alasan, studi itu menemukan bahwa ketiga negara tersebut memiliki akses di bawah standar ke layanan kesehatan. Selain itu, Indonesia, juga Filipina dan India, dinilai lemah dalam hal undang-undang tentang keselamatan perempuan.

Alasan lainnya adalah juga karena tiga negara tersebut memiliki akses yang buruk ke sumber daya keluarga berencana dan ketimpangan secara keseluruhan.

"Terlepas dari intervensi pemerintah dan upaya untuk memberlakukan undang-undang yang melindungi keselamatan perempuan, sikap patriarki yang mengakar kuat baik karena kepercayaan budaya atau agama menyebabkan perempuan lebih khawatir akan kesejahteraan mereka daripada di negara lain dalam daftar kami," begitu kata hasil studi tersebut yang dimuat di situsnya, Valuechampion.sg .

Dalam kasus di India, studi tersebut menemukan bahwa meskipun pihak berwenang India berusaha memberikan jalan hukum bagi korban perkosaan, namun dana yang disediakan tidak memadai, kasus yang ada pun tidak diselesaikan dengan baik.

Selain itu, meskipun pelaku pembunuhan demi kehormatan menghadapi hukuman mati, namun pembunuhan demi kehormatan masih dilaporkan terus terjadi di India.

"Kami melihat cerita yang sama dengan Indonesia dan Filipina," begitu kata hasil studi yang sama l.

"Di Indonesia, terlepas dari undang-undang yang melarang pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan bentuk kekerasan lainnya, survei pemerintah tahun 2016 menemukan bahwa sekitar 33 persen perempuan berusia antara 15 dan 64 tahun mengalami beberapa bentuk kekerasan," sambungnya.

Hal lain yang juga menjadi nilai merah dalam studi Value Champion tersebut adalah Indonesia, Filipina dan India masih berkembang, yang berarti bahwa akses ke layanan kesehatan masih belum memadai.

Selain itu, tingkat kematian ibu di tiga negara ini di atas 100 kematian per 100.000 wanita, jauh bila dibandingkan dengan negara-negara di peringkat teratas di mana kurang dari 10 kematian per 100.000 wanita.

Bukan hanya itu, pengeluaran perawatan kesehatan juga kurang dari 5 persen dari total PDB dan dalam banyak kasus. Hak-hak reproduksi pun masih terbatas di tiga negara itu. Hal ini menyebabkan perempuan di tiga negara tersebut tidak hanya menghadapi peningkatan risiko kejahatan di tangan pasangan mereka atau diskriminasi di bidang akademik atau pekerjaan, tetapi juga peningkatan risiko kematian karena alasan yang berhubungan dengan kesehatan. dikutip Kantor Berita Politik RMOL. [ogi]