Sabu 1,6 Ton Yang Diamankan Di Kepri Dibuat Di Pulau Tak Bertuan Myanmar

Selain siapa sindikat penyelundupan 1.6 ton narkoba jenis sabu yang ditangkap di Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu, Polri atas bantuan Kepolisian China juga berhasil mengungkap dimana barang haram itu diproduksi.


Selain siapa sindikat penyelundupan 1.6 ton narkoba jenis sabu yang ditangkap di Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu, Polri atas bantuan Kepolisian China juga berhasil mengungkap dimana barang haram itu diproduksi.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol. Eko Daniyanto mengatakan, ternyata asal sabu 1,6 ton yang berhasil ditangkap oleh tim gabungan Bareskrim Polri dan Bea Cukai diproduksi di Myanmar.

Hal ini terungkap setelah Bareskrim Polri menerima hasil interogasi Kepolisian China kepada para tersangka.

"Ini sabu dari Myanmar. Di sebuah pulau tak bertuan," kata Eko di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (29/3). dikutip Kantor Berita Politik RMOL.

Artinya, sabu tersebut satu produsen dengan sindikat yang sebelumnya ditangkap oleh BNN dan Angkatan Laut di
perairan Kepulauan Riau yang menggunakan kapal MV Sunrice Glory dengan barang bukti 1,3 ton. Menurut Eko, memang tempat produksi sama namun ia memastikan sindikatnya berbeda.

"Packaging saja beda. Kalau packagingnya sama, ada kemungkinan. Yang AL dia model kaya plastik putih bening, kotor lagi. Ini bersih, rapih, dikemas hijau muda, kemasan greentea. Dipastikan (sindikat) yang ditangkap AL dan BNN dengan yang 1,6 ton itu beda," bebernya.

Sebelumnya, Bareskrim Polri sudah mengetahui sindikat hingga pengirim alias bos dari penyelundup 1,6 ton narkoba jenis sabu yang menggunakan kapal nelayan itu. Dengan terbukanya sindikat ini, Eko mengaku telah mengantongi identitas, termasuk dimana posisinya saat ini.

"Dia (Polisi China) bilang kalau mereka pulang, mereka langsung bekerja mengejar pengendali dan bosnya," pungkasnya. [ogi]